Sunday, February 18, 2018

Review Bunsay 8 Cerdas Finansial Sejak Dini

_Institut Ibu Profesional_
_Review Materi Sesi 8_

*CERDAS FINANSIAL IBU  BERPENGARUH PADA ANAK*

Bunda, terima kasih sudah menyelesaikan tantangan di kelas bunda sayang yang ke #8 kali ini. Kita sudah melewati 2/3 perjalanan kita.

Sejatinya di materi kali ini kita ditantang untuk menjadi cerdas finansial dengan cara memandu anak-anak  ( Learning by Teaching).

Maka langkah yang kita ambil adalah memahamkan diri kita terlebih dahulu  bahwa uang adalah bagian kecil dari rezeki.

Selanjutnya belajar mengelola uang, membaginya kepada yang berhak, membedakan keinginan serta kebutuhan.

Kita sedang tumbuh bersama anak dengan menjadi teladan, sehingga anak ikut belajar mengelola uang dan bertanggung jawab terhadap bagian rezeki yang didapatkan di dalam kehidupan ini.

Maka kuncinya adalah mulai dari orangtuanya.

Salah satu peran kita sebagai Ibu bukanlah untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan kepada anak dan keluarga kita.

Peran tersebut perlu ilmu.

*Hargai dengan baik segala ikhtiar pekerjaan menjemput rejeki,  baik yang kita lakukan maupun yang dilakukan pasangan kita. Hal ini membuat penghasilan yang akan diterima akan lebih berharga*

Anak-anak harus paham, tidak ada pekerjaan yang hina di muka bumi ini selama untuk menjemput rejeki yang halal.

*Habiskan uang di jalan yang benar*

Kebiasaan lama kita adalah menyisakan uang agar bisa menabung, investasi dan lain-lain. Namanya menyisakan pasti kecil.

Maka ubah dengan cara merencanakan dengan baik, dan habiskan uang di jalan yang benar.

Contoh :

_Cashflow orang yang bermental miskin_

Pendapatan 100

Pengeluaran:
Shopping 57,5
Cicilan hutang 30
Sosial 2,5
--------------------------------
Sisa 10 baru ditabung

_Cashflow orang yang bermental kaya_

Pendapatan 100

Pengeluaran :
Zakat, infaq, sedekah 2,5
Cicilan hutang 30
Investasi 10
Kebutuhan pribadi  57,5
---------------------------------------
Sisa 0

Dua cashflow di atas angkanya sama tapi beda.

Di cashflow orang yang bermental miskin, pengeluaran pertama adalah untuk memenuhi hak diri sendiri dulu, baru hak orang lain ( cicilan hutang dsb), hak untuk Allah, apabila ingat, dan sisanya baru ditabung atau investasi.

Sedangkan cashflow orang yang bermental kaya, sudah siap menghabiskan pendapatannya di jalan yang benar, dengan prioritas sbb :
☘Hak Allah terlebih dahulu ditunaikan.
☘Menyelesaikan hak orang lain (mis :cicilan hutang)
☘Menganggarkan untuk investasi
☘Baru memenuhi kebutuhan kita sendiri

Habis tak bersisa.

Pertanyaannya sekarang,

*Ingin memiliki anak-anak yang bermental kaya atau bermental miskin?*

Mental ini akan menentukan gaya hidup seseorang. Orang yang bermental kaya selalu ingin berbagi, meninggikan kemuliaan dengan _tangannya di atas_ meski pendapatan yang diterima kecil.

Sedangkan orang yang bermental miskin, selalu berharap menerima sesuatu, lebih merelakan _tangan di bawah_ meski pendapatannya besar.

Orang yang bermental miskin membeli sesuatu sesuai "selera" dan membeli di saat "bisa"

Orang yang bermental kaya membeli sesuatu sesuai "fungsi"  dan membeli di saat "perlu".

Sebenarnya,

*Biaya hidup itu murah, yang mahal adalah gaya hidup*

Selamat berproses, karena cerdas finansial, tidak hanya berkaitan dengan cashflow dan rupiah yang kita catat, tapi lebih dari itu,  erat kaitannya dengan mendidik mental anak kita dan menanamkan pola gaya hidup yang benar.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang Nasional/

📚Sumber Bacaan :
_Ahmad Ghozali, Habiskan Saja Gajimu, Jakarta, 2010_

_Institut Ibu Profesional, Bunda Produktif, 2015_

Cemilan rabu Cerdas Finansial sejak dini

🍓🍎🍐 Cemilan Rabu 🥝🍉🥑

⚖ *Melatih Anak Berdagang* ⚖

Perhatian Rasulullah dalam membentuk anak dalam hal sosial maupun ekonomi terlihat jelas dalam bimbingan beliau. Sebab kegiatan berdagang akan memberikan gerakan sosial kemasyarakatan yang kuat pada anak.

Manfaatnya bagi anak,
🌷Anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya
🌷Membiasakan diri terus berkembang
🌷Memanfaatkan waktu untuk hal-hal berguna
🌷 Memperoleh kepercayaan diri
🌷 Belajar bersusah payah, terbiasa memberi dan menerima serta memahami kehidupan dengan baik dan benar.

Rasulullah bahkan mendoakan anak kecil agar Allah memberikan berkah dalam usahanya untuk berdagang. Abu Ya'la dan Tabrani meriwayatkan dari Amru Bin Hutais bahwa "Rasulullah melewati Abdullah Bin Ja'far yang ketika itu sedang melakukan transaksi jual beli dengan anak-anak yang lain. Lalu berdoa,

_"Ya Allah, berkahilah transaksi jual belinya."_

Anak yang mulia ini adalah anak dari paman Rasulullah. Rasulullah tidak merasa malu, namun justru mendoakan keberkahan untuknya.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

📚Sumber bacaan:
(Cara Nabi Mendidik Anak, Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid, 2013)

Wednesday, February 7, 2018

Cemilan Rabu Cerdas Finansial Anak

Cemilan Rabu #3 Materi 8: Cerdas Finansial

*MEMPERSIAPKAN ANAK MANDIRI & CERDAS FINANSIAL*

Mendidik anak sejatinya adalah mempersiapkannya untuk memasuki usia Aqil Baligh dengan kesiapan. Dalam hal finansial, tugas orangtua ialah mempersiapkan anak untuk bisa mandiri saat Ia mencapai usia baligh. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi kita untuk mengajarkan kemandirian finansial ini.

Mengajarkan kemandirian finansial tidak selalu berarti mengajarkan transaksi finansial. Jauh sebelum itu orangtua harus mengajarkan mentalitas yang menjadi penunjang utama kemandirian.
Menumbuhkan kecerdasan finansial pada anak, berarti merujuk pada sebuah proses panjang yang dilakukan saat anak masih kecil.

Ada beberapa hal yang penting dalam menumbuhkan kecerdasan finansial pada anak, diantaranya:

🍓 *Penanaman Aqidah*
Bahwasannya Rizki adalah pemberian Allah dan bersyukur atas segala rizki yang diperoleh.

🍓 *Mindset*
Anak harus dipahamkan tentang konsep kebutuhan dan keinginan sehingga kedepannya dapat mengelola keuangannya secara pribadi dengan tanggung jawab.

🍓 *Kepekaan sosial*
Selain harta yang kita miliki dab manfaatkan, adapula jenis harta yang dititipkan pada kita untuk orang lain yang termasuk dalam hak Allah maupun hak orang lain. Tumbuhkan kepekaan sosialnya agar anak dapat membagi hartanya untuk memenuhi kedua hak tersebut.

🍓 *Latih Kemandirian*
Melatih kemandirian erat kaitannya dengan menumbuhkan kecerdasan finansial. Melatih kemandirian membuat anak akan terbiasa berupaya untuk mencapai tujuannya.

🍓 *Beri Kesempatan Anak untuk Mengelola Uangnya*
Ijin anak untuk mengelola uang sakunya sendiri. Sebelumnya buatlah aturan dan komitmen agar anak dapat mengelola uang tersebut dengan baik. Namun orang tua harus tega, tegas dan komitmen dengan perjanjian awal karena terkadang anak menghabiskan uang sakunya dengan lebih cepat.

🍓 *Ajak Anak untuk Berwirausaha*
Ajarkan anak untuk berwirausaha agar Ia belajar mengembangkan aset miliknya. Selain itu Ia juga akan belajar bagaimana cara bekerjasama dengan tim dan bermuamalah. Hal ini penting bagi anak untuk menumbuhkan kemandiriannya dalam hal finansial.

🍓 *Tumbuhkan Mentalnya*
Beberapa sifat penting yang wajib dimiliki diantaranya adalah kejujuran, amanah, inovatif dan kreatif, disiplin, tanggung jawab, berani dan optimis

🍓 *Jangan Lupa, Teladan*
Berbagai upaya menumbuhkan kecerdasan finansial tidak akan maksimal jika tidak ada keteladanan dari lingkungan, terutama dari orangtua. Maka menumbuhkan kecerdasan finansial pada anak sejatinya adalah meluruskan konsep kecerdasan finansial pada diri orangtua.

*Referensi:*
_Keluarga Muslim Cerdas Finansial, Yuria Pratiwhi Cleopatra, S.T., M.Si_