Friday, November 24, 2017

Filosofi Dasar Montessori by Nafila Rachmawati

Filosofi Dasar Montessori
By : Nafila Rahmawati

Mengulang materi minggu lalu, kita pemanasan lagi dengan jenis Sensitive Period:

a. Sensitivity to Order (0-3th) 
Peka terhadap keteraturan adalah sifat alami anak yang perlu kita tajamkan. Sejak lahir anak kita biasakan pada jadwal harian, seperti menyusu dan makan. Kebutuhan anak atas pola/kebiasaan dan situasi yang familiar adalah jembatan bagi anak untuk mengorganisasi dirinya 

b. Sensitivity to Refinement of The Senses
Peka terhadap pengasahan ketajaman indera diwujudkan lewat masa eksplorasi menggunakan inderawi anak. Rasa ingin tahu mereka besar sehingga butuh disalurkan lewat kegiatan sensory play. Pendekatan multi sensori dari Montessori mencakup tahap sensori motor - pre operational - formal operational 

c. Sensitivity to Small Objects (1-2th) 
Anak menaruh perhatian terhadap benda-benda kecil, hal ini memperluas kemampuannya untuk observasi dengan teliti. Jika tidak berkembang, maka anak cenderung akan sulit berkonsentrasi 

d. Sensitivity to Movement (1.5 - 4th) 
Pada masa ini anak mempunyai keinginan untuk bebas dan tidak tergantung pada orang dewasa. Ada impuls yang tidak bisa dilawan dalam upaya untuk bergerak, berjalan untuk menyadari realita ruang. Jika terlalu banyak resistensi pada masa ini karena rasa khawatir orang tua yang terlalu besar, akan berimbas pada kurangnya rasa percaya diri pada anak

e. Sensitivity to Language (3 bln - 6th) 
Pada fase ini anak mudah sekali meniru kata yang diucapkan pengasuh dan sekitarnya. Jika periode ini tidak berkembang maka anak menjadi kurang sensitif pada suara dan kurang percaya diri

f. Sensitivity to Social Interest
Ada saatnya anak menikmati menjadi bagian dari suatu kelompok, mereka senang terlibat dan berinteraksi bersama. Jika fase ini tidak berkembang, ada kemungkinan anak menjadi pribadi yang memendam rasa kesepian, suka mencari perhatian hingga anti sosial

🌷🌷🌷🌷🌷

Melanjutkan filosofi dasar Montessori

Laws of Natural Development
(Hukum Perkembangan Alami pada Anak) 

a. The Law of Work 
Bagi anak bermain adalah bekerja sehingga secara alami mereka akan mengerahkan seluruh kemampuannya ketika bermain.

Anak menyukai proses dalam bekerja sehingga jika mereka sudah tune-in dengan aktivitasnya, maka mereka akan masuk ke periode Normalized, yaitu fase dimana anak menunjukkan kesenangan dan ketenangan setelah mereka memilih aktivitas yang diinginkan

b. The Law of Independence
Anak akan merasa dihargai ketika mereka diberi ruang untuk melakukan aktivitas seperti yang kita kerjakan. Orang dewasa tidak perlu tergoda untuk membantu atau membetulkan anak ketika mereka sedang berupaya dan sepatutnya mereka bisa meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama.

Kita hanya perlu memberikan contoh dan bimbingan serta memfasilitasi anak untuk mengembangkan disiplin diri

c. The Power of Attention
Ketika anak menemukan ketertarikan pada suatu aktivitas dan orang tua berhasil memfasilitasi sensitive period-nya, maka anak akan menghadirkan kemampuan konsentrasi tertinggi tanpa perlu kita suruh

d. The Development of Will
Anak membutuhkan kebebasan terarah untuk mengembangkan keinginannya

e. The Development of Intelligence
Dalam mengembangkan kecerdasan anak, ada dua ciri yang harus diperhatikan yaitu: respon anak yang cepat terhadap stimulus dan keteraturan anak dalam memberikan respon

f. The Development of Imagination and Creativity
Untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak, dibutuhkan lingkungan yang mendukung dalam aspek: realitas, estetika, harmonis dan kebebasan

g. The Development of Emotional and Spiritual Life
Di dalam kegiatan Montessori, ada konsep dasar yang dibangun seputar interaksi sosial, rasa tanggung jawab dan moral

🌷🌷🌷🌷🌷

Melanjutkan filosofi dasar Montessori

Prepared Environment

Lingkungan yang dipersiapkan adalah lingkungan tempat anak beraktivitas sehari-hari untuk membangun kemandirian anak dan ekplorasi secara maksimal

Ruang fisik Montessori memiliki unsur berikut:

- peralatan yang menyesuaikan ukuran anak
- terdiri dari benda nyata dalam kehidupan sehari-hari
- memberi akses langsung pada anak
- menyediakan stimulasi sensori
- menggunakan alas kerja
- menggunakan tray/kotak untuk presentasi

Sementara material Montessori, disarankan mengandung elemen berikut:
- konkrit
- terbuat dari bahan natural 
- mengeksplorasi satu konsep dalam satu waktu
- materi sebisa mungkin bersifat self correcting sehingga anak bisa menemukan kesalahannya sendiri (control of error)

🌷🌷🌷🌷🌷

Melanjutkan filosofi dasar Montessori

The Directress

Istilah "guru" dalam pembelajaran konvensional dikonversi menjadi "directress" di dalam Montessori dikarenakan sifatnya yang mengarah ke tugas membimbing dan mengarahkan pembelajaran anak

Anak-anak di rumah atau murid di sekolah Montessori bebas memilih aktivitas yang mereka inginkan. Directress bertugas mengamati progress dan kekurangan anak, serta menyediakan mereka variasi aktivitas sepanjang hari

Guru Konvensional:

- menjadi pusat pengajaran dalam kelas

- memberikan pelajaran dari abstrak lebih dulu

- memberikan pembelajaran yang sama bagi semua anak di dalam kelas

Directress Montessori

- menjadikan anak sebagai pusat pembelajaran 

- memberikan pelajaran dari konkrit lebih dulu

- memfasilitasi pembelajaran yang berbeda bagi tiap anak (individual learning) 

🌷🌷🌷🌷🌷

Melanjutkan filosofi dasar Montessori

Learning Areas

Terdapat lima area pembelajaran dalam Montessori yang bisa dilakukan secara bertahap:

1. Exercise of Practical Life

Semua kegiatan dimana anak berlatih mempraktikkan kegiatan hidup sehari-hari masuk dalam kategori EPL (termasuk kegiatan sederhana seperti menuang air, menjimpit, meronce, membersihkan rumah hingga merawat diri).

Tujuan dari EPL adalah meluweskan motorik halus dan koordinasi anggota badan dari anak, membiasakan mereka menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengurus diri sendiri untuk menumbuhkan rasa percaya diri sehingga dalam EPL yang dibutuhkan adalah konsistensi dan menjaga rutinitas

2. Sensorial

Kegiatan sensorial mengedepankan pada eksplorasi kelima inderawi anak. Orang tua menyediakan segala variasi bahan yang bisa dieksplor dengan aman oleh anak lewat indera mereka sehingga terjadi pengayaan pengalaman dan bahkan hukum sebab akibat yang terekam oleh anak. Ketika anak meraba, melihat, merasakan, mendengarkan dan mencicipi, ia membuat kategori di otak untuk setiap persepsi sensorik baru

3. Language

Pada area ini anak diperkenalkan pada stimulasi yang mendorong mereka untuk memperkaya kosakata dan keterampilan berbicara

4. Mathematics

Di area matematika, anak akan ditemani dengan apparatus yang memudahkan mereka memvisualisasikan konsep matematika sebagai sesuatu yang konkrit sebelum masuk ke sisi abstrak matematika

5. Science and Cultural

Pada area ini anak akan dikenalkan dengan heterogenitas kehidupan. Tujuan mulianya adalah untuk menanamkan pemahaman pada anak bahwa mereka adalah bagian dari alam semesta sehingga anak terstimulasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah

🌷🌷🌷🌷🌷

Melanjutkan filosofi dasar Montessori

The Three Period Lessons (3 PL) 

Metode ini digunakan dalam pembelajaran ala Montessori untuk memfokuskan anak pada materi ketimbang panjangnya petunjuk aktivitas. Berikut tahapan 3PL

Periode 1:

Memperkenalkan / Memberi Nama

- Sajikan sebuah item pada alas kerja

- Katakan (misal), "Ini segitiga. Bisa sebutkan segitiga?"

- Minta anak menyebutkan kembali nama benda yang kita sebutkan

- Lakukan isolasi setelah memperkenalkan nama yang telah disebut

- Minimal dilakukan pada dua material, maksimal tiga material

Periode 2: 

Asosiasi / Mengenali

- Sajikan kembali semua material

- Item yang terakhir disajikan di period 1 digilir menjadi item yang pertama disajikan di periode 2 

- Tanyakan (misal), "Bisa tunjukkan segitiga?", "Bisa ambil dan taruh ke tangan Bunda mana segitiga?"

- Jika anak belum bisa menunjuk dengan benar maka perlu kembali ke periode 1

Periode 3:

Recall / Mengenali Kembali

- Sajikan satu item, isolasi item yang lain

- Item yang terakhir disajikan di period 2 digilir menjadi item yang pertam

Nafila Rahmawati:
a disajikan di periode 3

- Tanyakan, "ini apa?"

- Jika anak salah maka perlu kembali ke periode 2 (non critical learning) 

Penjelasan lebih lanjut untuk area pembelajaran Montessori akan dibahas pada pekan depan yaa. 

Disusun Oleh

Nafila Rahmawati | 2017

FB: Nafila Rahmawati

IG: @nafilandscape, @khayli_montesstory

Sumber Bacaan:

1. Modul Workshop Montessori At Home, Rumah Aruna

2. The Absorbent Mind, Maria Montessori

3. Metode Pengajaran Montessori Tingkat Dasar, David Gettman

Wednesday, November 22, 2017

Montessori, Apa dan Kenapa By : Nafila Rahmawati

Montessori, Apa dan Kenapa
By : Nafila Rahmawati

Mendengar kata Montessori, ada beberapa hal yang biasanya langsung terbersit di pemikiran awam kita. Mahal? Atau permainan dan peralatan yang banyak?

Sejatinya yang demikian hanya beberapa definisi prematur untuk Montessori.

Jujur sebelum mengikuti workshop, saya juga sempat terjebak pada batasan definisi sepihak seperti ini. Sempat mendengar satu tagline yang menyatakan bahwa Montessori is a lifestyle. Lucu awalnya, benar nyatanya. 

Montessori adalah metode pengembangan kemampuan anak yang meliputi lima area kemahiran, dengan memfokuskan pada kemandirian anak, sikap menghargai anak dan mempelajari hal yang konkrit.

 

Menerapkan Montessori pada kepribadian anak memerlukan konsistensi dan kontinuitas, sehingga Montessori bukan sekedar games melainkan cara kita mengenalkan anak pada kehidupan. 

Dr. Maria Montessori awalnya menerapkan metode Montessori untuk anak berkebutuhan khusus (sekitar abad 19), ternyata metode ini pun aplikatif dan solutif untuk diterapkan hingga sekarang.

Mengapa Montessori yang ditemukan di era lama masih kompatibel dengan kebutuhan anak-anak zaman now? 

Terjadi perubahan ritme dan percepatan kehidupan dari generasi pasca PD II ke generasi Alpha. Kecenderungan manusia untuk mendatangkan perbaikan pada hidupnya secara finansial, mengarah ke pertumbuhan angkatan kerja sehingga banyak dari orang tua lebih fokus bekerja dan menggunakan energi "sisa" yang sekedarnya ketika membersamai anak. 

Energi sisa ini seringkali kita jumpai dalam bentuk orang tua yang memberikan stimulan atau media edukasi instan sebagai kompensasi ketiadaan mereka mengejawantahkan fungsi orang tua.

Gadget, televisi, atau bahkan baby sitter yang selalu siap sedia melayani segala kebutuhan anak. 

Sehingga anak tumbuh terakselerasi, namun masih berlubang kemampuan dasar mereka sebagai pondasi pembelajaran lebih lanjut. 

Kita menyediakan fasilitas calistung, tapi lupa mengenalkan asyiknya bekerja dengan huruf dan angka tanpa rasa terpaksa. Kita memberikan banyak mainan atau buku mahal, tapi lupa membekalkan olah motorik halus terlebih dulu dan menyalahkan anak-anak kita untuk mainan atau buku yang rusak. 

Dunia menginginkan kita melakukan segalanya dengan cepat, dan kita merantaikan anak kita agar berlari dengan kecepatan kita. 

Montessori membuat saya berkaca, bahwa anak-anak berhak untuk mendapat porsi kecepatannya sendiri. Filosofi dasar Montessori adalah penawar bagi ketergesaan kita sebagai orang tua yang diburu ritme duniawi. 

-Cont'd-

Nafila Rahmawati:
Filosofi dasar tersebut di antaranya:

1. Absorbent Mind

2. Sensitive Periods

3. Law of Development

4. Directress

5. Learning Areas

6. 3PL (Three Period Lessons) 

Penjelasannya sebagai berikut

1. Absorbent Mind

Pikiran yang mudah menyerap adalah kekuatan utama anak-anak mempelajari informasi di sekeliling mereka. Otak manusia berkembang hingga 90% pada umur 0-6 th. Pembelajaran yang mudah diserap anak adalah saat dimana mereka mengeksplor dan mengalami sendiri dengan inderawi.

Pada masa ini anak menyerap semua informasi dengan memprosesnya agar bergabung secara terpadu. Namun mereka belum memiliki filter sehingga belum mampu membenahi dirinya sendiri.

Jika kita sebagai orang tua tidak tercerahkan, bisa jadi kitalah yang menjadi penghambat kemajuan anak.  

Usia 0-3 th anak akan mengalami periode Unconscious Mind. Anak memposisikan diri mereka sebagai pencipta secara tak sadar, menirukan apa yang ia terima dan mereproduksi ulang dengan tambahan citra dan metamorfosa karakter bawannya. 

Sementara usia 3-6 th anak mengalami periode Conscious Mind. Mereka mulai mampu memecahkan teka-teki lingkungannya secara sengaja dan sadar. 

Misal: 

Usia 0-3 anak belajar mengkonstruksi bahasa dan berbicara. Mereka memproduksi kata-kata, menirukan apa yang dicontohkan 

Usia 3-6 anak belajar penyempurnaan konstruktif, menambah pengayaan kata dan kalimat secara gramatikal

Pengalaman selama Absorbent Mind ini didapat bukan dari sekedar bermain atau serangkaian aktivitas acak, namun merupakan kerja yang dilakukan dengan menggunakan benda yang memberi motif bagi aktivitasnya. 

Pada usia ini anak perlu menyentuh dan membawa semua jenis benda untuk rangsangan yang berbeda. Yang dibutuhkan anak adalah pengelaman nyata dan ikut serta dalam aktivitas yang berlangsung di sekelilingnya.

Ketika orang tua mencuci piring, ajak anak untuk melakukan hal yang sama meskipun kadang membutuhkan waktu yang lebih lama. Tindakan meniru yang dilakukan anak ditujukan untuk mempersiapkan dirinya sendiri sebagai bagian dari dunia. 

2. Sensitive Periods

Anak genius adalah anak yang mendapat stimulasi yang tepat dan proporsional ketika memasuki Sensitive Periods-nya. Bukan berarti mereka terlahir genius atau tidak henti dibombardir dengan latihan khusus

Montessori membagi tahap perkembangan anak menjadi umur 0-6, 6-12, 12-18. Cacat karakter yang terbentuk pada tahap perkembangan awal akan mempengaruhi perkembangan di tahap selanjutnya.

Selama rentang waktu ini, anak menyerap karakteristik tertentu dari lingkungan mereka.

Beberapa jenis Sensitive Period:

a. Sensitivity to Order

b. Sensitivity to Refinement of The Senses

c. Sensitivity to Small Objects

d. Sensitivity to Walking

e. Sensitivity to Language

f. Sensitivity to Social Interest

Penjelasan detail tentang Sensitive Periods akan dilanjutkan minggu depan yaa (Insya Allah) 

Absorbent Mind dan Sensitive Period yang diperhatikan akan menjadi sarana mental bagi anak untuk menunjukkan minat secara sadar. Anak akan merasakan dan menunjukkan preferensi pada tipe rangsangan tertentu  mengasah dan memadukan kemampuan dasar mereka. 

Disusun Oleh
Nafila Rahmawati | 2017
FB: Nafila Rahmawati
IG: @nafilandscape, @khayli_montesstory

Sumber Bacaan:
1. Modul Workshop Montessori At Home, Rumah Aruna
2. The Absorbent Mind, Maria Montessori
3. Metode Pengajaran Montessori Tingkat Dasar, David Gettman

Cemilan Rabu 4 Stimulasi Suka Matematika

Cemilan Rabu 3 Stimulasi Suka Matematika

Cemilan Rabu 2 Stimulasi Anak Suka Matematika

Cemilan Rabu 1 : Stimulasi Anak Suka Matematika

_Cemilan rabu ke-1_
_Materi#6_

*Stimulan agar anak mengenal dan menyukai Matematika*

🍃 *Usia 2-4 Tahun* 🍃

🐣 Memisahkan benda-benda berdasarkan warna dengan menghitung
🐣 Membandingkan ukuran benda-benda/mainan bisa dilakukan seperti memancing ikan
🐣 Memilah benda berdasarkan ukurannya.
🐣 Permainan mencari benda-benda yang ada di sekitar rumah, berdasarkan warna atau bentuk. Atur letak benda ditempat yang menyenangkan dan mudah.
🐣 Mengklasifikasikan dan memilah benda-benda yang besar atau kecil.
🐣 Memasangkan benda yang sama warna/bentuk.
🐣Menyusun gambar berdasarkan ukuran melalui permainan garis.
🐣 Menuangkan air/makanan sesuai ukuran
🐣 Memilah dan mencocokkan biji-bijian
🐣 Mrngelompokkan benda-benda yang lucu, bisa dibuat sendiri.

🍃 *Usia 4-6 Tahun* 🍃

🐥 Memilah kancing sesuai bentuk
🐥 Membandingkan berat benda-benda yang ada di sekitar dirumah.
🐥 Mengumpulkan benda-benda menarik seperti daun, bunga biji, ranting, rumput atau kelereng saat di taman /kebun. Selanjutnya dibuat grafik angka sederhana yang bernuansa lingkungan.
🐥 Memahami waktu dan mengenalkan hari dalam kegiatan sehari-hari. Misal kalau si anak sudah sekolah, seragam ini dipakai di hari...., adik kalau berangkat sekokah jam..., seharusnya mandi jam.... Dan sebagainya.
🐥 Permainan angka
Menghitung benda-benda yang ada di sekitar
🐥 menggambar bentuk dengan bahan alami seperti ditanah kemudian mencari benda yang mirip dengan bentuk tersebut.
🐥 Menulis angka atau huruf dipasir sambil bermain.
🐥 Mempelajari geometri dengan cara yang menyenangkan misal dengan menggambar yang mudah dan sederhana dipasir atau tanah.
🐥 Menimbang benda-benda disekitar, membedakan ringan dan berat.

🍃 *Usia 6-8 Tahun* 🍃

🐔 Belajar menggunakan kalkulator
🐔 Menggambar angka
🐔 Mengukur benda
🐔 Menimbang benda
🐔 Permainan melempar dadu dengan keluarga misal ular tangga dan menyebutkan angka-angkanya.
🐔 Permainan mencari angka seperti permainan mencari harta karun.
🐔 Belajar bilangan genap dan ganjil dengan permainan, misal membuat kotak-kotak dilantai dan kita tuliskan angka kemudian lompat di bilangan ganjil atau genap.
🐔 Melempar bola ke lubang sambil berhitung.

🍃 *Usia 8-10 Tahun* 🍃

🐦 Memperkirakan jarak yang ditempuh dan waktu yang diperlukan  saat bepergian.
🐦 Mencocokkan waktu, bermain dengan jam dinding atau jam tangan atau jam yang dibuat sendiri.
🐦 Menjumlahkan benda-benda yang ada di sekitar.
🐦 Permainan angka jam dengan menggunakan dadu.

🍃 *Usia 10-12 Tahun* 🍃

🐧 Belajar menggunakan kalender dan menandai tanggal-tanggal yang penting.
🐧 Belajar menggunakan uang dengan membuat anggaran atau belanja. 
🐧 Belajar perkalian dan kuadrat.

*Salam Ibu Profesional*
_Tim Fasilitator Bunda Sayang Batch #2_

Sumber :
Buku "Anakku penyejuk hatiku"
Penulis Dr.  H. Irwan Prayitno, Psi, Msc.
Datuak Rajo Bandaro Basa

Tantangan Bunda Sayang 6 :

*Tantangan 10 hari*
*Level 6*

Matematika bukan hanya tentang angka dan hitungan namun juga ada hubungannya pada kelogisan berpikir dan pemecahan masalah.

Matematika tersebar di sekitar kita, seperti saat hebohnya bersama anak anak mencari segala sesuatu yang berbentuk bulat di dalam rumah, semua berlarian, melihat sekeliling dan berebutan menyebutkan benda yang ditemukannya.

Atau saat seru ngobrol dengan si kakak sambil menghitung jumlah rumah di 1 blok komplek sehingga menemukan jumlah rumah seluruh cluster yang terdiri dari 6 blok.

Atau saat indahnya si kecil memotong kue supaya cukup dibagi bersama kakak kakaknya.

Atau saat cerianya bersama anak anak menghitung jumlah langkah kaki ke masjid terdekat.
 
Saat saat menunggu kakak selesai mengerjakan desain interior kamarnya sendiri,
dan seterusnya ...dan seterusnya.

🌸Tantangan 10 hari level 6🌸
*Temukan Matematika di sekitarmu*

 ❤ Bagi yang sudah menikah dan memiliki anak, temukan matematika dalam aktivitas sehari-hari bersama ananda. Jadikan momen aha!

💛 Bagi yang belum mempunyai anak dan belum menikah, temukan  matematika dalam aktivitas keseharian mu.

💫_Mengikat Makna, Mengikat Ilmu_

*Tuliskan* momen-momen seru yang terjadi setiap harinya, di blog (lebih disarankan) atau platform lainnya. Anda boleh menambahkan gambar atau video agar tulisan menjadi lebih menarik dan portofolio anda/keluarga semakin lengkap.

Bagi anda yang menggunakan blog, berikan label:
IIP
KuliahBunsay
ILoveMath
MathAroundUs

Kirimkan tugas tantangan ke link (nyusul)

Gunakan hashtag:
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Materi Bunda Sayang 6 : MENSTIMULUS  MATEMATIKA LOGIS  PADA ANAK

_Institut Ibu Profesional_
_Kelas Bunda Sayang sesi #6_

*MENSTIMULUS  MATEMATIKA LOGIS  PADA ANAK*

Semua anak lahir cerdas, masing-masing diberikan potensi dan keunikan yang menjadi jalan mereka untuk cerdas di bidangnya masing-masing.  Dua macam kecerdasan dasar yang memicu munculnya kecerdasan yang lain adalah kecerdasan bahasa dan kecerdasan matematis logis. Dimana di  dua kecerdasan ini banyak orangtua yang salah menstimulus, tidak paham tujuannya untuk apa, ingin anak-anaknya segera cepat menguasai dua hal tersebut, sehingga banyak diantara anak-anak BISA menguasai dua kecerdasan tersebut tetapi mereka TIDAK SUKA.  Sebagaimana kita ketahui di materi sebelumnya bahwa

" *Membuat anak BISA itu mudah, membuatnya SUKA baru tantangan* "

*MATEMATIKA LOGIS*

Pada dasarnya setiap anak dianugerahi kecerdasan matematika logis. Gardner mendefinisikan kecerdasan matematis logis sebagai _kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan secara matematis, berpikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan ketajaman pola-pola abstrak serta hubungan-hubungan_.

Dapat diartikan juga sebagai *_kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika sebagai solusinya_*

Menurut Gardner ada kaitan antara kecerdasan matematika logis  dan kecerdasan bahasa. Pada kemampuan matematika, anak menganalisa atau menjabarkan alasan logis, serta kemampuan mengkonstruksi solusi dari persoalan yang timbul. Kecerdasan bahasa diperlukan untuk merunutkan dan menjabarkannya dalam bentuk bahasa.

*CIRI-CIRI ANAK DENGAN KECERDASAN MATEMATIKA LOGIS*

a.  Anak gemar bereksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya seperti menjelajah setiap sudut

b. Mengamati benda-benda yang unik baginya

c.  Hobi mengutak-atik benda serta melakukan uji coba

d. Sering bertanya tentang berbagai fenomena dan menuntut penjelasan logis dari tiap pertanyaan yang diajukan.

e. Suka mengklasifikasikan berbagai benda berdasarkan warna, ukuran, jenis dan lain-lain serta gemar berhitung

Yang sering salah kaprah di dunia pendidikan dan keluarga saat ini adalah buru-buru menstimulus matematika logis anak dengan cara memberikan pelajaran berhitung sejak dini. Padahal berhitung adalah bagian kecil dari sekian banyak stimulus yang harus kita berikan ke anak untuk merangsang kecerdasan matematika logisnya.Dan harus diawali dengan berbagai macam tahapan  pijakan sebelumnya.

Yang perlu kita pelajari di Ibu Profesional adalah Bagaimana kita merangsang kecerdasan matematis logis anak sejak usia dini? Bagaimana kita menanamkan konsep matematis logis sejak dini? bukan buru-buru mengajarkan kemampuan berhitung ke anak.

*STIMULASI MATEMATIKA LOGIS DI SEKITAR KITA*

*Bermain Pasir*
Dengan bermain pasir anak sesungguhnya belajar estimasi dengan menuang atau menakar yang kelak semua itu ada dalam matematika.

*Bermain di Dapur*

a.Saat berada di dapur, kita bisa mengenalkan konsep klasifikasi dan pengelompokan yang berkaitan dengan konsep logika matematika, misalnya dengan cara anak diminta mengelompokkan sayuran berdasarkan warna.

b. Mengasah kemampuan berhitung dalam pengoperasian bilangan sederhana, misalnya ketika tiga buah apel dimakan satu buah maka sisanya berapa.

c. Membuat bentuk-bentuk geometri melalui potongan sayuran.

d. Membuat kue bersama, selain dapat menambah keakraban dan kehangatan keluarga, anak-anak juga dapat belajar matematika melalui kegiatan menimbang, menakar, menghitung waktu.

*Belajar di Meja Makan*
Saat dimeja makan pun kita bisa mengajarkan pembagian dengan bertanya pada anak, misalnya supaya kita sekeluarga kebagian semua, roti  ini kita potong jadi berapa ya? Lalu bila roti sudah dipotong-potong, angkat satu bagian dan tanyakan seberapa bagiankah itu? Hal ini terkait dengan konsep pecahan.

*Belajar Memahami  Kuantitas*

a. ketika melihat akuarium, tanyakan berapa jumlah ikan hias di akuarium tersebut?

b.Ketika duduk di depan ruma atau sedang jalan-jalan, tanyakan berapa jumlah sepeda motor yang lewat dalam jangka waktu 1 menit?

*Belajar mengenalkan konsep perbandingan, kecepatan, konsep panjang dan berat*

a. Menanyakan pada anak roti mana yang ukurannya lebih besar, roti bolu atau  donat?

b. Mengenalkan dan menanyakan pada anak, mana yang lebih cepat,  mobil atau motor?

c. Mengenalkan dan menanyakan ke anak mana yang lebih tinggi  pohon kelapa atau  pohon jambu?

d. Menanyakan ke anak mana yang lebih berat, tas kakak atau tas adik?

*Kegiatan di Luar Rumah*

a.Mengajak anak berbelanja
ketika kita mengajak anak berbelanja, libatkan ia dalam transaksi sehingga semakin melatih keterampilan pengoperasian seperti penjumlahan dan pengurangan.

b. Bisa juga dengan permainan toko-tokoan atau pasar-pasaran dengan teman-temannya.

c. Kita juga dapat memberikan anak mainan-mainan yang edukatif seperti balok-balok, tiruan bentuk-bentuk geometri dengan dihubungkan dengan benda-benda disekitar mereka  Ada bentuk-bentuk geometri seperti segitiga, segiempat, lingkaran, persegi panjang dan lain-lain. Pengenalan bentuk geometri yang baik, akan membuat anak lebih memahami lingkungannya dengan baik. Saat melihat roda mobil misalnya anak akan tahu kalau bentuknya lingkaran, meja bentuknya segiempat, atap rumah segitiga dan sebagainya.

d. Permainan Tradisional
Permainan-permainan tradisional pun dapat merangsang dan meningkatkan kecerdasan matematis logis anak seperti permainan congklak atau dakon sebagai sarana belajar berhitung, permainan patil lele, permainan lompat tali, permainan engklek dll.

e.Belajar Memecahkan Masalah ( problem solving) melalui mainan
Menyusun lego atau bermain puzzle adalah cara agar anak berlatih menghadapi masalah, tetapi bukan masalah sebenarnya, melainkan sebuah permainan yang harus dikerjakan anak. Masalah yang mengasyikkan yang membuat anak tanpa sadar dilatih untuk memecahkan sebuah masalah. Hal ini akan memperkuat kemampuan anak keluar dari masalah. Misalnya ketika sedang menalikan sepatu, anak akan berusaha menggunakan seluruh kemampuannya untuk menyelesaikan hingga tuntas.

Dengan memberikan stimulus-stimulus tersebut diharapkan anak akan menyukai pelajaran matematika karena matematika ternyata ada disekitar mereka dan mereka mengetahui tujuan belajar matematika. Dengan model stimulus ini anak-anak akan paham makna kabataku (kali, bagi, tambah, kurang) sebagai sebuah proses alamiah sehari-hari, bukan deretan angka yang bikin pusing. Mereka jadi paham bahwa :

Menambah ➡ proses menggabungkan

Mengurangi ➡ proses memisahkan

Mengalikan ➡ proses menambah/menjumlahkan secara berulang.

Membagi ➡ proses mengurangi secara berulang.

Tentu hal ini harus didukung dengan pola pengajaran matematika di  rumah dan di sekolah yang menyenangkan, kreatif, kontekstual, realistik, menekankan pada proses dan pemahaman anak dan problem solving (pemecahan masalah).

Kreatif dalam mengenalkan dan mengajarkan konsep matematika serta dengan berbagai macam permainan dan alat peraga yang menarik.

Dengan demikian matematika akan menjadi pelajaran yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu.

_Salam Ibu Profesional_

/ _Tim Fasilitator Bunda Sayang_/

📚Sumber bacaan:

_Hernowo, Menjadi Guru yang Mampu dan Mau Mengajar dengan Menyenangkan, MLC, 2005_

_Howard Gardner, Multiple Intelligence,  Gramedia, 2000_

_Septi Peni Wulandani, Jarimatika, Mudah dan Menyenangkan, Kawan Pustaka, Agromedia, 2009_

Tuesday, November 14, 2017

Cemilan rabu 4 : Mengajari anak memahami bacaan

_Camilan Rabu ke-4_
15 Nopember 2017
Materi #5

📚 *Mengajari anak memahami bacaan*

Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting. Kita tahu dari ayat yang Allah turunkan pertama kalipun adalah perintah untuk *Membaca*.

Membaca diri,  membaca alam yang telah Allah ciptakan,  juga membaca teks Alquran kitab yang diturunkan.

Tujuan utama dari membaca ini adalah tentu saja untuk memahami. Pemahaman akan tujuan penciptaan diri, penciptaan alam yang sudah Allah siapkan untuk kita dan pemahaman terhadap teks Alquran sebagai wahyu.

_Lalu bagaimana cara kita menstimulus pemahaman membaca anak?_

📖 *Untuk anak yang masih dibacakan*:

🍁 beri intonasi dan gesture yang tepat sesuai bacaan

⭐ajak anak mendeskripsikan kata yang dibaca untuk mencari tahu apakah kata-kata yang kita bacakan dimengerti atau tidak. jika tidak, beri penjelasan dengan menunjukkan gambar atau  media lain.

❄Anak yang sering mendengar cerita/bacaan dan diajak eksplorasi alam sekitar dimungkinkan lebih cepat menangkap makna bacaan karena sudah memiliki pesan dan kesan terhadap kata yang dibacakan.

💧beri pertanyaan yang sesuai dengan konteks bacaan dan ceritakan hikmah apa yang bisa kita ambil dari bacaan tersebut.

📖 *Untuk anak yang sudah bisa membaca*:

🦋 ajari anak untuk menemukan pesan penting dalam teks bacaan

🌹 lakukan tanya jawab dan diskusi mengenai teks bacaan

🌷 kaitkan bacaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari

🌻ajak anak mencari ibroh/pelajaran dari bacaannya

🌾 ajak anak menuliskan kembali point penting dari bacaannya

*Salam Ibu Professional*,
_Tim Fasilitator Bunda Sayang Batch 2_

Sumber:
_Pemahaman atas QS Al'Alaq_
_Ibroh dari pengalaman di rumah terhadap anak_

Cemilan Rabu 3 : Manfaat Membaca

_Camilan rabu ke-3_
8 Nopember 2017
Materi#5 
*Manfaat membaca.....*📚

Kalau kita di tanya apa Tujuan membaca? Maka kebanyakan kita akan menjawab tujuan membaca adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Atau ada juga yang menjawab untuk melaksanakan perintah pertama dari Allah yaitu Iqra’ yang bertujuan untuk mengenal Allah.

Di samping itu ternyata ada beberapa manfaat dari membaca:
📌1 . Stimulasi mental
Membaca merupakan kegiatan stimulasi mental yang dapat meremajakan otak. Dengan membaca otak akan aktif dan tidak mudah kehilangan ingatan. Otak membutuhkan latihan agar tetap kuat dan sehat.

📌2. Mengurangi stress
Membaca dapat membawa kita ke situasi yang di gambarkan oleh penulisnya, dengan membaca artikel yang menarik dan membahagiakan akan mengalihkan perhatian kita dari hal2 yang membuat kita stress. Untuk itu jika anda ingin rileks cobalah membaca artikel yang menggembirakan dan menginspirasi, karena itu akan memperlambat denyut jantung dan mengurangi ketegangan otot.

📌3. Memperbaiki memori
Pada saat membaca otak kita akan berlatih untuk mengingat hal2 penting dalam suatu novel atau artikel yang kita baca. Hal itu akan menempa memori otak  untuk memperkuat yang sudah ada dan membantu ingatan-ingatan jangka pendek.

📌4. Keterampilan berpikir analitis
Saat  membaca kita dituntut untuk bisa memhami rangkaian peristiwa,runutan dan rincian peristiwa yang dapat membuat otak kita menjadi mampu untuk memproyeksikan kesimpulan dari informasi yang disampaikan penulis. Sehingga hal ini membuat kita harus menerapkan pemikiran yang kritis dan analitis.

📌5. Meningkatkan konsentrasi
Pada saat kita membaca perhatian akan terfokus pada cerita,sehingga pembaca akan memiliki kemampuan untuk memiliki perhatian penuh dan praktis dalam kehidupan. Oleh sebab itu orang yang hobbi membaca akan memiliki otak yang lebih konsentrasi dan fokus.

📌6. Meningkatkan kemampuan menulis
Dengan mengamati gaya penulisan, irama dan aliran dari tulisan orang lain yang kita baca akan mempengaruhi tulisan kita sendiri. Semakin banyak kita membaca,semakin kaya  ide dan pengetahuan kita tentang menulis.

📌7. Mendukung kemampuan berbicara di depan umum
Membaca akan memperkaya kosa kata dan kekuatan kata-kata sehingga mampu meningkatkan  pola pikir, kreativitas dan kemampuan verbal. Meningkatnya pola pikir, kreativitas dan kemampuan verbal akan sangat mendukung dalam meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum.

*Tim fasilitator bunda sayang#2*

📚 Sumber bacaan:
https://www.facebook.com/A.Hayatunnufus/posts/ https://health.detik.com/read/2017/07/28/.../6-manfaat-membaca-bagi-kesehatan
lifestyle.kompas.com/read/.../10-manfaat-mengapa-anda-harus-membaca-setiap-hari
buku Bunda Sayang, Ibu Profesional