Sunday, January 22, 2017

12. Teknik HE post Aqil Baligh

11. Konsep HE Post aqil baligh

10. Teknik HE pre Aqil baligh 11-14 Tahun

*Home Education based on Akhlaq and Talents (HEbAT) Community*

📚 *Resume KulWApp Matrikulasi HEbAT #3 Live dari Regional Barat* 📚

📕 *Materi Pokok* 🔟
*TEKNIK HE PRE AQIL BALIGH 11-14 TAHUN*
🗓 Jum'at, 20 Januari 2017
⏲ 20:00 - 21:30 WIB

👳🏻 SME : Ust. Harry Santosa, M.Si
🙎🏽 Host : Bunda Siwi (Jogja) dan Bunda Alfin (Bogor)
📫 Admin : Bunda Noni (Banten)
📝 Notulis : Bunda Yuli (Bandung)

🎥📖🔭🔬📝🔎🏹⚽🎨🎼🎥📖🔭🔬📝🔎🏹⚽🎨🎼

🎓 *Profil SME*

Harry Santosa, M.Si
🔹Alumni FMIPA-UI
🔹Menikah dengan Roro Dwi Darodjati
🔹Ayah dari 5 putra & putri
🔹Aktivitas yang relevan dgn dunia pendidikan:
🔻Penggiat Pendidikan Rumah (Home Education)
🔻Founder HEbAT Community
🔻Integrator Fitrah Based Education
🔻Dosen di MM-UI dan berbagai universitas (1992-2009)
🔻Pendiri Sekolah Alam Depok (2004)
🔻Pendiri Aulade Kid's Learning Centre (2002)
🔻Penulis buku "Fitrah Based Education"

🎥📖🔭🔬📝🔎🏹⚽🎨🎼🎥📖🔭🔬📝🔎🏹⚽🎨🎼

📚 *Materi Pokok* 🔟 📚

*TEKNIK HE PRE AQIL BALIGH 11-14 TAHUN*

Oleh: *Septi Peni Wulandani*

===================

Pada rentang usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, orang tua memandu anak untuk "kaya akan gagasan", setelah kaya akan wawasan (0-7 tahun).

Orang tua menjadi teman bermain bagi anak, dan anak mulai bisa mempunyai peran dalam keluarga besar dan komunitas.

Pada masa ini, anak boleh bergonta-ganti ide. Pada masa usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, adalah saat untuk menularkan value/nilai dan karakter, karena di usia 7 tahun merupakan masa pembentukan karakter.

Perlu dipahami, bahwa value/nilai keluarga dan karakter tidak bisa diajarkan, namun ditularkan melaui keteladanan.

Pada usia 8-14 tahun, umumnya anak sudah mulai tidak ego sentris.

Pada masa ini anak mulai melihat nilai-nilai sosial, etika-etika dasar dalam ajaran Islam. Pada usia sebelumnya (0-7 tahun) anak sudah mulai diperintahkan shalat.

Rentang usia pendidikan anak usia 8-14 tahun, terbagi pada 2 tahap :

➡Usia 8-10 tahun :

✅mengenal potensi diri,

✅magang/club untuk membuka wawasan sehingga melahirkan gagasan, dan

✅mulai menjalani ibadah syariah.

➡Usia 10-14 tahun :

✅belajar bersama Maestro,

✅magang project,

✅menghebatkan potensi diri, kemandirian, kepemimpinan dan sebagainya.

Anak-anak di jenjang usia 8-14 tahun mulai mengenal “MIMPI apa yang akan dia BANGUN”.

Ada beberapa tahapan yang ditempuh pada fase ini:

✳Pandu anak untuk memahami misi hidupnya dengan cara:

1. Mengajak anak untuk paham “Who am I?”

2. Mengajak anak untuk memahami alam sekitarnya/lingkungannya (kearifan lokal)

3. Mengajak anak untuk memahami zaman saat dia dibesarkan dan prediksi zaman saat anak ‘aqil baligh nanti.

4. Kuatkan aqidah anak akan keberadaan Allah swt.

✳Pandu anak untuk memahami potensi dan bakatnya.

Di bawah ini adalah tahapan yang sudah dipraktekkan oleh Ibu Septi Peni Wulandani dan Pak Dodik Maryanto kepada anak-anak beliau, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Memperbanyak aktifitas anak yang NON-Pelajaran, agar anak cepat menemukan potensi dirinya.

2. Memasukkan anak ke club Talent sesuai dengan potensi yang ditemukan dan diulang terus menerus.

3. Ajak anak menuangkan mimpinya dalam VISION BOARD

4. Memperkenalkan anak kepada beberapa learning model yang berkaitan dengan mimpi anak.

5. Memandu anak-anak untuk membuat Talent based Individual Project.

6. Menularkan Leadership dengan benar.

====================
♻ _Disusun oleh Team Fasilitator HEbAT_
🎥📖🔭🔬📝🔎🏹⚽🎨🎼🎥📖🔭🔬📝🔎🏹⚽🎨🎼

❓❔ *Tanya Jawab* ❔❓

1⃣ *Mengarahkan potensi bakat dan fitrah belajar*
*Bunda Yasmin – Palembang*
*Bunda Saufa – Medan*
*Bunda Erli – Medan*
*Ummu Al Fatih – Semarang*

1. Assalamu'alaikum.
Ustadz saya mau tanya, saya memiliki 2 keponakan yg rentang usia tsb, mereka kakak beradik. Hampir tiap weekend mereka nginap dirumah, ibu mereka sudah meninggal sekarang tinggal bersama ibu tiri. Pertanyaan nya : Mereka sangat hoby dengan kartun jepang (menonton & menggambar manga, sampai2 gak boleh lihat kertas kosong digambar kartun jepang semua, termasuk buku tulis anak saya). Bagaimana mengarahkan potensi ke2 orang ponakan saya? Apakah hal tsb termasuk hal positif? Krn saya melihat mereka seharian kerjaannya cuma nonton & menggambar. Jazakallah khoir

2. Pada usia 8-14 ini, sampai sejauh mana orang tua harus mendorong anak utk memaksimalkan potensinya? Anak saya,perempuan 7y9m senang menggambar, walaupun hasilnya tidak Excellent (seperti kriteria 4E). Tapi tidak jelek juga. Ketika saya ajak ikut klub menggambar, dia enggan. Kalau saya dorong dengan menggambar dengan tema tertentu juga dia sepertinya kurang suka, maunya menggambar sesukanya. Apakah wajar seperti ini? Orang tua harusnya membiarkan saja atau perlukah sedikit memaksa pada umur 8-14?

3. Assalamu'alaikum wr.wb Ustadz...

✏ Anak saya no.3 perempuan umur 9y, suka sekali tahfidz tetapi tergantung gurunya, kalau gurunya menurut dia enak mengajarnya maka dia bela2 in sekolah tahfidz tp kalau dia gak suka cara mengajarkan, anak saya gak mau sekolah tahfidz.. Apakah sebenarnya tahfidz itu bukan potensi yg hrs kami dukung...?

✏ Anak yg pertama perempuan umur 13y, hobinya membaca dan menggambar...segala buku dibaca, tiada hari tanpa membaca,, apakah ini termasuk potensi dan diarahkan kemana... Jazakillah ustadz atas penjelasannya...

4. Bagaimana mengarahkan anak usia 11 tahun agar bersedia buat belajar. Anak tersebut menyadari bahwa nilai2 ujian disekolahannya tidaklah bagus. Namun sangatlah sulit menyuruh agar rajin2 belajar. Bahkan tambahan les pun tak mau dengan berbagai alasan seperti tempatnya ga nyaman, kwalitas guru yang ga sesuai sampai alasan lokasinya yang jauh. Kami sangat kwatir karena sebentar lagi ujian kelulusan SD. Saat di tanyakan pada anak...mau melanjutkan SMP mana,maka dijawablah 2sekolahan yang bagus secara akademik, dan sangat tidak mudah masuk kesana karena kriteria nilai yang tinggi. Berarti anak tsb telah memiliki bayangan visi atau cita-cita yang dalam benaknya. Namun tidak diimbangi dengan belajarnya. Sangat malas, dan tidak mau di arahakan buat belajar bersama. Padahal saat usia 7-9tahun anak tsb begitu manis,rajin, taat tidak pernah membantah orangtua. Sekarang justru semakin menginjak remaja berbalik semuanya. Gimana bund, selaku orangtua mengembalikan perilaku dan potensi agar tetap baik. Mohon penjelasannya. Jaazakillahu khairan atas jawabannya bund.

👳🏻 *Ustadz Harry Santosa :*

Ayah Bunda HEbAT yang baik,
Dalam framework pendidikan berbasis fitrah, tahapan untuk fitrah bakat ini tidak selalu terkait keistimewaan fisik, tetapi justru lebih banyak terkait keistimewaan sifat. Fitrah bakat juga bukan satu2nya fitrah, masih banyak aspek fitrah lainnya yang harus tumbuh selaras dan seimbang.

Mendidik fitrah bakat dimulai dengan mengenali keistimewaan sifat unik (suka memerintah, suka mengatur, suka bersih bersih, suka ngomong, suka mengatur, suka memperbaiki, suka berbagi dstnya) atau keistimewaan fisik unik (suka olahraga, suka menari, suka memasak, dll) pada usia 0-6 tahun. Beberapa anak memang seolah suka semuanya, namun nanti perlahan terlihat yang paling dominan.

Kemudian sifat unik ini atau fisik unik ini pada tahap usia 7-10 tahun akan bergeser menjadi aktifitas yang relevan dengan sifat tsb, misalnya jika suka mengatur maka akan menjadi aktifitas mengatur orang, mengatur barang, mengatur dokumen dll. Jika sifat uniknya suka merawat, maka menjadi aktifitas merawat hewan, merawat manusia, merawat tumbuhan, merawat barang dstnya. Pada tahap ini anak harus diberikan banyak wawasan kegiatan atau wawasan aktifitas agar bertemu dengan aktifitas yang 4E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn).

Biasanya 2 atau 3 aktifitas. Ingat bahwa Hebat bepum tentu bakat apabila tidak enjoy, begitupula jika enjoy namun nampak tidak easy dan excellent (keren walau sederhana).

Kemudian pada tahap usia 11-14 tahun akan menjadi peran. Di tahap ini ananda sudah fokus pada pengembangan bakatnya dengan sangat serius. Pemberian pendamping bakat (maestro) dan pendamping akhlak (chaperon) adalah kemestian di tahap ini sebagai percepatan menuju kemandirian dan aqilbaligh di usia 15 tahun. Anak yang sudah menemukan bakatnya akan tidak dipengaruhi oleh beban tugas maupun masalah selama pengembangan.

Anak anak kita bisa jadi akan menemukan peran istimewa mereka sendiri yang hari ini tidak ada. Di Zaman tabi'in begitu banyak peran baru lahir spt ahli tafsir, ahli hadits, ahli bahasa, ahli peradaban dll yang di masa Rasolullah SAW tidak ada. Jadi justru kita mendorong ananda untuk menemukan peran unik hebatnya sendiri.

Beberapa catatan,
1. Jika bakat tidak dikenali sampai usia di atas 11- 14 tahun maka proses atau tahapan di atas harus diulangi. Inilah perlunya Portfolio anak sebagai panduan untuk mengamati pola anak dan prosesnya.
2. Peran orangtua bukan membiarkan, namun tetap dibutuhkan untuk membantu mengarahkan agar bakat ini menjadi aktifitas yang produktif bukan hanya hobby. Itulah perlunya memberi wawasan aktifitas (tour de talents) dan pendamping bakat (maestro)
3. Tidak semua anak berbakat akademis, jadi suka belajar tidak selalu suka belajar akademis, bisa jadi suka belajar terkait sifat uniknya. Belajar menjadi pemimpin, belajar menjadi perancang, belajar kuliner dll. Ingat bahwa tiap anak suka belajar.

Ingat selalu 3 R utk setiap kegiatan - Relevan dengan Fitrah, Relation kecintaan yang kuat pada orangtuanya, Reason alasan yang kuat utk melakukan sesuatu. ✅

🙎🏽 *Host:*

Luar biasa jawabannya ,Ustadz.. Tidak hanya *4E* tapi ada juga 3R

2⃣ *Persiapan menuju Baligh*

*Bunda Anggun - Depok*
*Bunda Yardha - Surabaya*

1. Assalamu'alaikum wr wb
Saat ini, anak2 SD mulai dr usia 10 tahun (terutama perempuan), sudah banyak yg mengalami baligh. Bagaimana menghadapi hal ini, mengingat jika dilihat dr tahapan tumbuh kembang, usia 10 tahun itu baru dididik secara "tegas" mengenai rules? Jika kita melakukan percepatan utk mempersiapkan baligh, apakah tidak menciderai fitrah mereka? Mohon pencerahan nya, Ustadz
😊🙏🏼

2. Ustadz, pada usia 8-10 tahun anak mulai melakukan ibadah syariah. Bagaimana tahapan mengubah pola pikir anak tentang ibadah dari jenjang usia under 7 tahun menuju 8 tahun tentang ibadah syariah misalkan sholat dan puasa...?
Jika biasanya anak sholat dengan gerakan sebisanya yang penting mereka suka sholat terkadang menghadap ka'bah mereka sendiri menuju kepada gerakan sholat yang tuma'ninah tanpa menghilangkan imaji positif yang sudah tertanam...

👳🏻 *Ustadz Harry Santosa:*

Ayah Bunda HEbAT yang baik,
Dalam Islam, sesungguhnya istilah AqilBaligh itu satu paket, artinya jika seseorang Baligh (teraktifasi seksualitas biologisnya) juga teraktifasi Aqil (teraktifasi kedewasaan psikologis dan kemandirian termasuk kemampuan memikil beban syariah).

Problematika hari ini adalah Baligh terlalu cepat dan Aqil sangat lambat. Tentunya ketegasan di usia 11-14 tahun berupa ketegaan memberi anak beban pada kehidupan nyata, dapat diberikan jika fitrah fitrahnya tumbuh dengan baik sejak 0-10 tahun, jika tidak maka prosesnya sebaiknya di ulang sampai dianggap siap sebelum menjalani percepatan antara 11-14 tahun. Contoh, bagaimana pemagangan atau merantau dapat dilakukan jika fitrah bakatnya tidak tumbuh baik atau tidak dikenali. Bagaimana kewajiban mencari nafaqoh dapat diberikan, jika fitrah keimanan dan fitrah bakatnya tidak tumbuh kokoh.

Karenanya prosesnya tidak serta merta, tahapannya sebaiknya ditempuh, begitulah fitrah perkembangan atau sunnatullahnya. Termasuk apakah anak akan suka cita menerima perintah sholat di usia 7 tahun, apabila gairah kecintaannya kepada Allah tidak tumbuh hebat?

Walau sholat diperintah orangtua kepada anaknya di usia 7 tahun, anak sesungguhnya masih belum wajib, namun seiring tumbuhnya fitrah nalar dan fitrah sosialitasnya, anak harus memahami bahwa ada keteraturan dan hukum di alam semesta, bahkan burungpun bertasbih dengan merentangkan sayapnya dan Allahlah sang Hakiman dan Waliyan, karenanya ada perintah sholat di usia 7 tahun.

Maka di baik perintah sholat maupun shaum dan lainnya bisa dimulai di usia 7 tahun, jangan khawatir akan perubahan ini, karena aqal ananda mulai tumbuh pesat. Maka di dalam framework, Tauhid Mulkiyatullah ditekankan pada fase ini, dan fitrah belajar dan bernalar didorong untuk mulai melihat pola keteraturan hukum Allah di alam semesta, fitrah sosialitas pun demikian, ananda sudah memahami bahwa ada konsekuensi dalam masyarakat. ✅

3⃣ *Memotivasi anak pre Aqil Baligh*

*Bunda Hasnah - Medan*
*Bunda Tantia - Depok*

1. Apa yang harus diupayakan orangtua terhadap anak pre aqil baligh untuk menumbuhkan inisiatif dan kesadaran sendiri dalam melakukan kegiatan-kegiatan seperti sholat, mengaji atau kegiatan/tugas lain sebagai anak seperti membantu orang tua yang bersifat sederhana (membereskan buku/mainan yang sudah di pakai) yang memang sudah seharusnya dilakukannya secara sadar tanpa instruksi dari orangtua..

2. Apa yang harus ditanamkan di benak (untuk dijadikan motivasi) orangtua dalam mendidik anak dengan sabar agar tidak manja atau malas dan selalu membuat anak happy dalam melakukan hal apapun dalam rangka pembelajaran dan latihan kemandiriannya

3. Assalamualaikum ustad... semoga senantiasa sehat...
Mohon pencerahan nya ustad.. 😊

✏ Apa karakter minimal yang harus ditularkan kepada anak mengingat terkadang orang tua terbiasa melakukan hal-hal biasa yang menyebabkan apa yang ditularkan adalah hal yang biasa?

✏ Lalu persiapan apa bagi orang tua untuk mampu menstimulus anak agar menghasilkan gagasan2 nya? Jazakillah...

👳🏻 *Ustadz Harry Santosa :*

Ayah Bunda HEbAT yang baik,
Pre Aqilbaligh antara usia 11-14 tahun (di masyarakat kita bisa sampai 11-19 tahun) adalah masa paling kritis dalam kehidupan anak. Mereka kadang tiba tiba berubah drastis, dari anak yang penurut menjadi pemberontak, dari anak yang "yes mom" menjadi anak yang "emang gue pikirin" , dari suka ngumpul di rumah menjadi suka ngegang di luar rumah dstnya.

Sejatinya hal ini wajar karena mereka sesungguhnya sudah menjelang kedewasaannya. Ciri orang dewasa adalah tidak mau diatur, suka berjamaah (ngegang), punya idea sendiri dstnya. Namun masalah muncul karena fitrahnya tidak tumbuh baik, sehingga tidak bisa mengatur dirinya, ngegang dengan yang tidak produktif, tidak jelas jatidirnya atau bakatnya sehingga galau dsbnya.

Karenanya anak usia 11-14 tahun dstnya sebaiknya mulai dikenali bakatnya, diberi tanggungjawab sosial yang membuatnya merasa lebih eksis misalnya dimagangkan, dilibatkan dalam organisasi sosial, diajak ekspedisi, dilibatkan dalam proyek nyata dsbnya.

Anak akan termotivasi melakukan apapun apabila motivasi itu berangkat dari dalam dirinya (intrinsic motivation, dalam Islam disebut niat). Prof L Decy, memberikan saran agar anak memiliki intrinsic motivarion dengan Autonomy (diberi kebebasan memilih), Competeny (dibekali kemampuan melakukan dengan baik bukan cuma disuruh), dstnya.

Dalam konsep fitrah dikenal 3 R - Relevan dengan fitrah, Relasi yang kuat, Reason untuk melakukan ✅

👩🏽 *Host :*

Noted : *sebaiknya anak memiliki intrinsic motovarion dengan autonomy (diberi kebebasan memilih), competency (dibekali kemampuan melakukan dengan baik bukan cuma di suruh)*

4⃣ *Fitrah Cidera*

*Bunda Zila - Malang*

Jika seseorang dewasa kehilangan/tidak mendapatkan fitrah nya di usia 8-15 tahun apa yang bisa dilakukan untuk mengembalikan fitrah nya ?

👳🏻 *Ustadz Harry Santosa :*

bunda Zila yang baik di Malang,
Maka ulangilah semua proses untuk "Iedul Fitri" (kembali kepada fitrah). Secara simbolis Islam memiliki momen kembali ke fitrah di setiap 1 syawal, metodenya simbolis juga namun aplikatif yaitu Ramadhan, di dalam bulan Ramadhan ada tarbiyah 3 tahap yang isinya membalikkan semua kebiasaan baik makan maupun sikap dan cara mengakses pengetahuan (banyak membaca alQuran). Ramadhan juga harus dilakukan dengan penuh keimanan (Imanan) dan penuh program terukur (ihtisaban).

Kembali ke fitrah, 1 syawal menjadi momen peningkatan apapun dalam kehidupan, itulah mengapa Syawal artinya meningkat atau peningkatan setelah fitrah kembali ke titik tumpunya menuju titik pacu.

Jadi sepanjang manusia masih hidup, maka InsyaAllag kesempatan kembali ke fitrah terbuka lebar, yaitu dengan berhenti sejenak dan mengulangi prosesnya dengan kesungguhan✅

👩🏽 *Host :*

Hmm.. berarti kita bisa selalu ber-iedul Fitri ya Ustadz jika merasa proses yang kita lakukan belum optimal.

Luar biasa ya,, ALLAH begitu Maha Kasih hingga kita diberi kesempatan untuk selalu kembali ke Fitrah

5⃣ *Fitrah Ayah Bunda*

*Bunda Febrin - Kalimantan*
*Ayah Ragil - Bandung*

1. Assalamualaikum
Ustad Harry yg terhormat,
Bagaimana jika dlm RT perannya terbalik. Ibu si raja tega sedang si ayah adalah penghapus luka.
Apakah 'tdk akan mengaburkan makna peran ke ayah-bundaan bagi anak?
Apa pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Terimakasih atas penjelasannya Ustad.

2. Assalamualaikum.. Ustadz ijin bertanya...Bagaimana cara efektif sebagai Bapak dalam menyampaikan ketegasan...sehingga tdk di cap sama anak galak....

👳🏻 *Ustadz Harry Santosa :*

AyahBunda yang baik,
1. Tentu saja akan cukup banyak pengaruhnya, jangankan kepada anak, kepada pasangannya juga demikian. Si tega2 nya sang Ibu tetaplah seorang perempuan yang secara emosional kadang berlebihan. Si lembut lembutnya sang Ayah tetaplah seorang lelaki yang secara rasiobal kadang dominan. Ketegaan memerlukan rasionalitas. Kelembutan memerlukan emosionalitas.

Di keluarga yang single parents, dalam hal ini, misalnya ibu yang berperan ganda, sering ditemukan anak lelaki yang kekurangan maskulinitas walau ibu berusaha menjadi peran ayah. Begitupula sebaliknya.

Maka saran saya, ketika mulai menyadari hal ini, berusahalah kembali kepada peran2 sejatinya. Para ayah yang keibuan sebaiknya punya mentor hidup yang kuat maskulinitasnya, sebaliknya juga para Ibu yang keayahan sebaiknya punya mentor hidup yang bisa melembutkannya menjadi ibu sejati. Tidak mudah memang, tetapi begitulah Allah memberikan anak sebagai karunia terindah untuk memperbaiki fitrah kita sendiri.

2. Ketegasan disukai jika Relevan dengan fitrah anak, misalnya keunikannya, passionnya dstnya. Yang kedua ketegasan tidak akan dianggap galak jika ada Relasi yang kuat alias kecintaan yang mendalam. Yang ketiga ketegasan akan dianggap manfaat jika memiliki Reason atau alasan yang kuat misalnya selaras dengan misi bersama keluarga ✅

👩🏽 *Host :*

Wah, yang ini mengena sekali ustadz,, sebagai ibu yang keayahan dan ayah yang keibuan. Semoga kami bisa menemukan mentor yang luar biasa di komunitas ini

*Penutup*

👳🏻 *Ustadz Harry Santosa:*

Semoga Allah menguatkan keyakinan kita ya bahwa setiap anak dengan fitrahnya kelak akan memiliki peran istimewa dan adab mulia. Tetap bergandeng tangan bersama ya AyahBunda dalam mendidik anak anak kita bersama menuju peradaban yang lebih baik dan yang Allah ridhai. Allahumma aaamiiin. Jazakumullah waswrwb

*Doa Kafaratul Majelis*

Alhamdulillahirabbil'alamiin...

Astagfirullahadziim...

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)

🎥📖🔭🔬📝🔎🏹⚽🎨🎼🎥📖🔭🔬📝🔎🏹⚽🎨🎼

9. Konsep HE Pre Aqil Baligh 11-14 Tahun

*⁠⁠⁠Home Education based on Akhlaq and Talents (HEbAT) Community*

*📚 Resume KulWApp Matrikulasi HEbAT #3 Live dari Region Timur 📚*

* 📗 Materi Pokok *9⃣Konsep HE Pre Aqil Baligh 11-14 Tahun🗓 Selasa, 17 Januari 2017
⏲ 10:00 - 12:00 WIB

🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿

👳🏻 SME : Ustadz Harry Santosa, M.Si
👥 Host dan Co-Host : Bunda Ria (Kalimantan) dan Bunda Juni (Surabaya)
📫 Admin : Bunda Juni (Surabaya)
📝 Notulis : Bunda Yuli (Bandung)

🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿

*🎓 Profil SME*

Harry Santosa, M.Si
🔹Alumni FMIPA-UI
🔹Menikah dengan Roro Dwi Darodjati
🔹Ayah dari 5 putra & putri
🔹Aktivitas yang relevan dgn dunia pendidikan:
🔻Penggiat Pendidikan Rumah (Home Education)
🔻Founder HEbAT Community
🔻Integrator Fitrah Based Education
🔻Dosen di MM-UI dan berbagai universitas (1992-2009)
🔻Pendiri Sekolah Alam Depok (2004)
🔻Pendiri Aulade Kid's Learning Centre (2002)
🔻Penulis buku "Fitrah Based Education"

🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿

* 📗 Materi*

Konsep HE Pre Aqil Baligh 11-14 Tahun
Subject Matter Expert (SME): Ust. Harry Santosa
_________

Tahap pendidikan pre aqil baligh usia 8-10 th merupakan masa kritis dimana anak akan mengalami transisi dr masa egosentris di usia < 7 thn kepada kesadaran awal sbg makhluk Tuhan & makhluk sosial.

Tahap ini mrpkn tahap latihan&pembiasaan dg cara keteladanan & membangun kesadaran.

Bila tahap ini gagal, dg berbagai alasan misalnya dg pemaksaan, trauma atau pendidikan tidak berhasil membuat terbangunnya kesadaran, maka fase berikutnya akn berat untuk memperbaiki kondisi tsb.

Metode pendidikan yg paling efektif pada tahap ini adalah experiental learning atau project based learning atau biasa disebut menggali hikmah bersama peristiwa2 sehari2, atau dr sejarah, atau yg ada di alam semesta.

*Bagaimana dg tahap selanjutnya, Pre aqil baligh usia 11-14th?*

Salam pendidikan peradaban utk para ayah bunda para pendidik generasi peradaban. Kita awali dgn merujuk pd siroh Nabawiyah ya, bagaimana keindahan orkestrasi kehidupan Rasulullah SAW pd rentang usia tersebut.

Rasulullah SAW, sejak usia 9 tahun telah menjalani pendidikan bersama Paman dan keluarga besarnya.

Dengan cara magang berdagang bahkan sampai ke Syams (Syiria). Namun mulai serius sejak usia 11 tahun.

Nah jika rentang 8-10 adalah masa tadribat (pelatihan menuju aqil baligh) awal, maka 11-14 masa tadribat advance.

Kemandirian penuh diharapkan terjadi ketika usia 15-16 tahun. Ini yg kita sebut usia aqil baligh.

Namun latihan2 atau program menuju kesana mulai serius sejak usia 11-12 tahun.

Bagi yg punya anak atau adik di usia 11 tahun, maka mulai terasa agak berbeda sikapnya dari sebelumnya. Sedikit suka melawan, membantah, tdk suka diatur, banyak merenung, malas melakukan kerja rumahtangga dll. Mengapa demikian, itu krn mereka, anak2 kita sdh hampir separuhnya menjadi orang dewasa.

Bukankah orang dewasa tdk suka diatur2, diperintah2, dianggap anak kecil dstnya?.

*KECUALI*, sesuatu yg menjadi minat dan bakatnya, sesuatu yg merupakan idea dan gagasannya, sesuatu yg berangkat dari panggilan jiwanya. Performance Character spt disiplin, tekun, kerja keras, tepat waktu, tuntas dll dapat dikembankan dengan baik apabila berbasis minat, bakat, passion dll atau kita sebut dgn berbasis potensi keunikan. Dalam olahraga dan seni juga demikian, sangat penting bakat atau talent atau potensi seseorang.

Jadi usia 11 sampai 14, adalah fase latih pd tahap pre aqil baligh akhir menuju aqil baligh. Dari pengalaman, anak2 di usia 11 ke atas yg belum kenal Allah (contohnya malas Sholat) dan belum kenal diri (tak tahu bakat) maka akan lebih berat dan panjang recovery nya.

Begitupula dengan fitrah belajar, bhw anak2 yang belum terbiasa berfikir kritis, logis, bernalar pd usia di atas 10 tahun akan cenderung susah dirubah. Karenanya anak2 yg hanya belajar ketika disuruh, belajar ketika ada ujian, belajar hanya memenuhi tugas dll adalah pertanda fitrah belajarnya telah meredup.

Recovery nya juga lebih berat. Tentu mengenal Allah, mengenal diri (bakat), mengembangkan kemampuan berfikir kritis dll adalah perjalanan seumur hidup (journey), namun setidaknya usia 10 fondasinya selesai, dan tepat ketika aqilbalig (usia 14/15 tahun) fondasi ini telah berbentuk bangunan layak huni, layak memikul beban syariah, siap dikembangkan lebih lanjut dalam karya2 dan peran2 peradaban

Jadi ayah bunda, memperbanyak wawasan pd usia 0-10, dgn membaca/mengenal diri,
membaca/mengenal Tuhan, membaca alam/masyarakat sebaiknya sdh dipenuhi, krn pd usia 11-14 anak2 akan fokus pd tadribat lanjutan menuju kedewasaan atau aqil baligh, dimana kewajiban syariah akan setara dgn kedua orangtuanya.

Wawasan dan gagasan berubah menjadi pendalaman potensi dan aksi.

Pada usia 11-14 tahun Rasulullah SAW disebutkan bhw masih magang namun telah memiliki tanggungjawab / bisnis atau usaha kecil2an sendiri serta terlibat dalam aktifitas sosial masyarakat dalam skala terbatas.

Wawasannya selama menggembala kambing dan magang pd usia sebelumnya, berwujud pd pendalaman potensi dan aksi.

========================
♻  _Disusun kembali oleh Tim Fasilitator HEbAT Community_

🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿

*❓📝❔ Tanya Jawab ❔📝❓*

*1⃣ Pesantren&Sekolah*

*Bunda Ani Fitriani – Banjarmasin*
*Bunda Erna – Surabaya*

Assalamualaikum Ustadz

1. Pada rentang usia 11- 15 tahun, bagaimana bila orang tua memilih menitipkan anak (memilih pesantren atau pondok) sebagai pendidikan lanjutan anak, apakah itu akan membawa hal positif atau justru kurang tepat ustadz? Mungkin karena keterbatasan orang tua mendidik dan membersamai anaknya.

2. Usia berapa yg tepat anak 'boleh' mondok/pesantren?

3. Lebih prioritas mana ya antara memilih sekolah yg diutamakan fitrah keimanannya atau fitrah bakatnya utk usia 7-10?

Sy lagi bingung utk menentukan sekolah putra saya. Di Surabaya ada sekolah alam yg lebih fokus utk mengembangkan fitrah belajar, bernalar dan bakatnya, sdgkan fitrah keimanannya msh minoritas.

Lalu ada sekolah Islam misal Al Uswah dan Lukman Al Hakim yg menurut sy dan bbrp org bagus utk menumbuhkan fitrah keimanannya, tapi eksplore fitrah bakat nya kurang.

Memang yg terbaik adalah home schooling, tapi saat ini kondisi msh blm bisa. Sy masih akan tetap menerapkan school and home education.

Terima kasih 😊🙏🙏                       

*👳🏽 Ust. Harry*

1⃣Ayah Bunda yang baik,
Semua aspek fitrah, sejatinya tumbuh bersamaan dan selaras sehingga mencapai peran peran terbaik. Fitrah keimanan yang tumbuh paripurna akan berujung kepada peran untuk menTauhidkan manusia. Fitrah bakat yang tumbuh paripurna akan berujung kepada peran untuk berkinerja dan memimpin pada bidang kehidupan tertentu. Begitupula fitrah belajar dan bernalar jika tumbuh paripurna akan berujung kepada peran inovator yang mampu melestarikan bumi. Fitrah seksualitas juga demikian, jika tumbuh paripurna akan berujung kepada peran keayahan dan peran keibuan yang baik.
Karenanya baik anak bersekolah, berpesantren maupun tidak, pastikan semua aspek fitrah ini tumbuh dalam tanggungjawab penuh kedua orangtuanya. Sekolah maupun pesantren sifatnya hanya pendukung dan sulit bagi kita berharap akan tersedia semuanya di sana.

*Jika anak bersekolah atau pesantren maka pastikan keterlibatan penuh orangtua dalam proses pendidikan dan ruang untuk melengkapi penumbuhan aspek fitrah yang tidak diagendakan di sekolah.*

Tentang pesantren, saran saya dan banyak praktisi serta ustadz
1. Pesantren yang baik adalah yang ada sosok Ulama yang hadir dalam keseharian bersama santri sebagai the best real role model
2. Pesantren yang baik adalah yang menginteraksikan semua aspek fitrah dengan alam dan kehidupan sekitar pesantren. Pesantren bukanlah kuil utk mencetak pendeta, tetapi mujahid yang mampu menyelesaikan masalah ummat. Di masa lalu, kyai, santri dan warga bahu membahu membangun desa dengan pesantren sebagai pusat riset dan sumber daya manusianya
3. Pesantren yang baik, tidak mengasramakan anak sebelum usia 15 tahun, tetapi mengHomeStay kan anak di rumah para ustadz atau ustadzah di sekitar pesantren agar sosok ayah dan ibu hadir utk aspek fitrah seksualitas. Mohon maaf kasus LGBT atau penyimpangan seksual juga terjadi di pesantren karena aspek fitrah seksualitas tidak tumbuh baik
4. Pesantren yang baik, melibatkan orangtua dalam proses pendidikan, terutama yang tdk ditumbuhkan di pesantren seperti fitrah bakat. Ada pesantren yang melarang sama sekali fitrah bakat dan peran orangtua ✅                       

*2⃣ Fitrah Belajar&Fitrah Keimanan*

*Bunda Erie – Kalsel*
*Bunda Fariani – Ternate*

Assalamu'alaikum Ustadz...

Si sulung (10 thn 8 bln) semakin besar agak susah diingatkan untuk belajar. Padahal pas masih usia dibawah 9 tahun, dia semangat sekali belajar apalagi usia 7 tahun awal2 masuk SD dia semangat sekali belajar dan membaca2 hampir tiap hari tanpa diingatkan.

1. Apa ini termasuk fitrah belajarnya telah meredup ustadz?

2. Bagaimana cara membangkitkan fitrah belajar anak yang telah meredup? dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada anak, selain banyak membaca dan melatihnya untuk aktif bertanya?

3. Bgmn caranya yah menumbuhkan rasa cinta pada Al Qur'an utk anak usia 10-14 thn? Terutama usia 14 thn. Sy mgkn termasuk org tua yg terlambat mengenal ilmu parenting 😩. Anak sdh mulai beranjak dewasa, baru mengenal ilmu parenting, walhasil metode mendidiknya msh banyak yg keliru. Mdh2an msh ada waktu utk memperbaikinya.

Terima kasih ustadz sudah berkenan menjawab.                        

*👳🏽 Ust. Harry*

2⃣ Ayah Bunda yang baik,
Fitrah Belajar dan bernalar ini puncaknya ada di usia 7- 10 tahun. Anak dianggap sudah sempurna kemampuan berfikir dan bernalarnya, sementara ego sentrisnya bergeser kepada sosio sentris dimana anak mulai menyadari ada kehidupan sosial dan keteraturan di alam semesta di luar dirinya karenanya dalam Islam perintah sholat juga dimulai di usia 7 tahun. 
Jika fitrah keimanan, dia ditumbuhkan dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan utk membangkitkan gairah cinta kpd Allah maka fitrah belajar dan bernalar ini ditumbuhkan dengan idea menantang dan inspirasi hebat untuk ekplorasi di alam dan pengalaman nyata sehingga anak cinta belajar sepanjang hidupnya.

*Anak yang nampak redup fitrah belajarnya, biasanya ditandai disorientasi belajar (belajar karena ujian, karena terpaksa dll) dan juga ditandai dengan "mental hectic" (menolak sama sekali belajar)* maka ada kemungkinan terlalu digegas belajar dengan target2 sejak dini.

Maka *banyaklah memeluknya meminta maaf, katakan dengan jujur bahwa ayah atau bunda salah dalam menerapkan pendidikan, dan kini akan lebih banyak memfasilitasi dan menyemangati bukan menuntut dan memasang target*. Ulangi prosesnya dengan banyak memberinya idea menantang utk banyak berkegiatan namun tanpa memberi judul "belajar" . Dengan banyak berkegiatan, sesungguhnya secara alamiah akan berujùng pada banyak keterampilan dan pengetahuan yang dikuasai melalui pengalaman termasuk sikap2 keren yang tidak bisa diajarkan dengan diceritakan tetapi dengan dialami langsung. ✅                       

*🎙 Host*

banyaklah memeluknya meminta maaf, katakan dengan jujur bahwa ayah atau bunda salah dalam menerapkan pendidikan, dan kini akan lebih banyak memfasilitasi dan menyemangati bukan menuntut dan memasang target.

*3⃣ Sadar diri&Lingkungan*

*Bunda Balgis – Malang*
*Bunda Eka Citra – Balikpapan*

Assalamu'alaikum.

1. Bagaimana solusi untuk anak usia 10 thn lebih tapi masih penakut (takut tdur kamar sendiri, takut gelap, dll) terhadap makhluk ghoib maupun thd imajinasi ttg org jahat?

2. Utk tahap usia 11-14 thn, metode pembelajaran apa yg  lbh tepat untuk anak bisa dibebani tanggung jawab  mengurus dirinya dan mulai dibangun kesadaran pada lingkungan?                       

*👳🏽 Ust. Harry*

3⃣Ayah Bunda yang baik,

Usia 10-14 tahun adalah tahap pre aqilbaligh, ini adalah tahap kritis dalam kehidupan anak untuk menuju masa dewasa penuh ketika berusia 15 tahun. Jangan kaget, bahwa fitrah fitrah yang tidak tumbuh baik pada tahap sebelumnya banyak bermunculan pada fase ini. Jadi sering harus bekerja ekstra antara memperbaiki masa lalu dan menyiapkan masa depan. Namun jangan menyerah, inilah tahap menuju garis finish, setalah masa ini, anak anak kita bukan anak anak lagi. Makin sulit mendidik orang dewasa sejak usia 15 tahun, yang fitrahnya belum tumbuh.

Maka untuk anak usia 11-14 tahun
1. Peran ayah harus lebih dominan. Ayahlah sang raja tega, namun ibu tetap hadir sebagai sang pembasuh luka
2. Fokus pada potensi anak bukan masalahnya. Bantu temukan dan kembangkan bakatnya. Inilah fase dimana fitrah bakat sedang masa emasnya
3. Benturkan dalam kehidupan nyata, beri jalan untuk ekspedisi, terlibat sebagai relawan kemanusiaan, organisasi sosial, magang bisnis sesuai bakatnya (Rasulullah SAW mulai magang berdagang ke Syiria usia 11-12 tahun), uji keimanan dan ketangguhannya dengan program yang mendewasakan dirinya. ✅                       

*4⃣ Kepekaan Belum tumbuh*

*Ummu Icha – Kalimantan*
*Bunda Ririn – Ambon*

Bismillah...
Anak sy masih 7 thn/prp. Ketika dia balita, saya dan anak2 kebanyakan hidup di antara org tua/mertua walaupun tdk lama. Tetapi ada hal yg membekas yg sy agak terganggu.

Anak pertama, tidak mau menginjakkan kakinya tanpa alas di tanah krn katanya jorok bahkan awalnya dlm rmh slalu berkaos kaki krn org tua seperti mewajibkan walaupun secara halus dan sy berusaha keras melepaskan kaos kaki dlm rmh.

Begitupun dengan memegang tanah/berkebun, bahkan sandal yg di pakai tdk boleh basah apalagi becek. Jadilah anak sy hanya menonton ketika sy mengajarkan bagaimna mencuci piring. Dia pasti tidak mau, lebih memilih baca buku saja sambil liat ummi. Kemudian suami sy tipe org yg meniadakan kesulitan anak, misal tdk boleh anaknya ikut ke pasar bersama sy.

1. Apakah kejadian2 seperti ini akan sampai ke usia 8 thn dstnya, ataukah harus dihentikan kebiasaan ini?

2. Apakah bila anak menolak melakukan pekerjaan rumah, seperti mencuci piring dsb sebagai orang tua membiarkan saja? Atau ajak ngobrol sambil ditanya ada apa kok jd ga mau?

3. Apakah dgn diajak ngobrol, anak tidak merasa dia akhirnya seperti dibujuk untuk melakukan pekerjaan tersebut ?

Jazakallahu khairan wa barokallahu fik ustadz...                       

*👳🏽 Ust. Harry*

4⃣Ayah Bunda yang Baik,
*Yang sering dilupakan banyak orangtua bahwa fitrah itu tidak akan tumbuh baik jika tidak diinteraksikan dengan sekitarnya.* Sejak lahir potensi2 fitrah ini tumbuh menguat dan menghebat karena interaksi dengan orangtua, alam dan kehidupan serta juga Kitabullah (kisah, keindahan dll).

Kalau kakek nenek memang tidak berada pada kondisi mendidik hanya menyayangi dan memanjakan. Pada usia 0-6 tahun, anak memang sebaiknya full kasih sayang bahkan dalam batas tertentu boleh manja. Mereka belum punya tanggungjawab moral, dan lebih mau bergerak karena sesuatu yang secara imajinatif indah dan menarik.
Namun anak usia di atas 7 tahun, maka perlahan anak sudah memahami ada dunia di luar dirimya dn dirinya harus terlibat. Usia 7-10 tahun adalah puncak fitrah belajar dan bernalae dengan interaksi terbaik di alam. Secara fitrah seksualitas, ananda harus berinteraksi dengan aktifitas kelelakian bagi anak lelaki atau keperempuanan bagi anak perempuan.
Saran saya, imaji imaji anak bunda ketika kecil harus diulang prosesnya. Ceritakan lagi indahnya dan pentingnya berkegiatan dan berinteraksi dengan alam dan kehidupan. Libatkan dalam komunitas pencinta alam dsbnya
Mulailah ananda melakukan hal hal sederhana berangkat dari aktifitas yang dia sangat sukai, sering ajak menginap pada keluarga yang punya anak seumuran namun baik dalam mendidiknya dsbnya ✅                       

*🎙 Host*

Yang sering dilupakan banyak orangtua bahwa fitrah itu tidak akan tumbuh baik jika tidak diinteraksikan dengan sekitarnya.

Masyaa Allah.. pengingat untuk kami ustadz.

*5⃣ Persiapan untuk usia Aqil Baligh*

*Bunda Hanif – Kalsel*
*Bunda Khauli – Aceh*

Assalamu'alaikum
Ustadz.

Anak sy laki2 msh usia 4 thn, tp sy kawatir bila dimasa pre aqil baligh 11-14 thn anak mulai menyukai lawan jenis. Mengingat pengaruh kemajuan zaman saat ini, terutama dikalangan anak muda. Mohon penjelasan ustadz bagaimana mengantisipasinya?

2. Bagaimana selaku orang tua, mempersiapkan diri untuk masa pre aqil baligh anak kita, sedangkan usianya masih 6 tahun dan 4 tahun?

Jazakallah khoir Ustadz                       

* 👳🏽 Ust. Harry*

5⃣Ayah Bunda yang baik,

Jangan khawatir dengan dunia di luar sana, tetapi khawatirlah dengan dunia dalam jiwa anak anak kita, yaitu fitrahnya. Yakinlah jika semua aspek fitrah tumbuh maka anak kita akan disibukkan oleh cahayanya dan kebenaran atau kebaikan kebaikan.

Setinggi apapun kita membuat bendungan, maka akan jebol juga. Maka didiklah anak kita untuk mampu membangun bahteranya sendiri, dia akan melayari kehidupannya dengan tangguh.

Fokuslah pada cahaya ananda maka kelak cahayanya akan melebar dan membuat sirna kegelapan. Bukankah kegelapan hanya ada ketika tiada cahaya?

Maka *alirkanlah potensi cahaya anak anak kita, karena hanya yang tidak mengalirlah yang menjadi sarang kuman dan penyakit*.

Sejak saat ini, banyaklah mensyukuri fitrah fitrah dalam diri anak kita agar Allah berikan banyak hikmah dalam mendidik, yakinlah bahwa tidak mungkin Allah menciptakan manusia tanpa peran istimewa kelak, yakinlah bahwa Allah tidak salah pilih mengamanahkan anak anak kitakpd kita  banyaklah berdoa dan mendekat kepadaNya agar diberikan Qoulan Sadida.

Qoulan Sadida adalah ucapan dan tutur yang berkesan mendalam, idea dan gagasan yang bernas dalam merancang kegiatan, sikap dan tindakan yang pantas dan layak ditiru, hati yang lembut dan penuh empati dalam memahami kebutuhan anak. ✅                       

* 🎙 Host*

Alirkanlah potensi cahaya anak anak kita, karena hanya yang tidak mengalirkan yang menjadi sarang kuman dan penyakit

Subhanallah.. Jawaban2 Ustadz menjadi pengingat dan semangat untuk kami terus memperbaiki dan memantaskan diri dalam mengemban dan melaksanakan tugas mulia dari Allah SWT sebagai orang tua.

*Penutup*

AyahBunda yang baik,
Mari kembali kepada fitrah mendidik anak, mari kembali kepada mendidik fitrah anak anak kita. Rumah rumah kita adalah miniatur peradaban, maka baik dan buruk peradaban tergantung dari seberapa baik fitrah anak anak kita ditumbuhkan di rumah rumah kita.

Anak kita sesungguhnya akan lebih lama hidup daripada kita. Walau bisa saja mereka wafat lebih dulu, namun pada ghalibnya mereka akan menghuni zaman yang kita tidak akan pernah bisa menghuninya karena telah berada di alam kubur. Anak anak kita akan hidup tanpa kita di sisinya. Mereka akan mampu hidup dan bertahan dengan baik, jika fitrah mereka tumbuh dalam keindahan bersama kita pada saat ini. Mereka akan mengenang masa masa indah bersama ayahbunda nya, mereka kelak akan mensyukuri fitrahnya yang tumbuh indah di tangan ayah bundanya dan merka akan senantiasa mendoakan kita.

Tetap rileks dan optimis, tidak ada anak ciptaan Allah yang merupakan produk gagal. Mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan. Jazakumullah. Waswrwb 🙏😊                       
_(Ustadz Harry Santosa)_

*Doa Kafaratul Majelis*

Alhamdulillahirabbil'alamiin...

Astagfirullahadziim...

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)
🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿

8. Teknik

7. Konsep HE Pre Aqil Baligh 8-10 Tahun

*Home Education based on Akhlaq and Talents (HEbAT) Community*

📚 *Resume KulWApp Matrikulasi HEbAT #3 Live dari Region Barat dan Tengah* 📚

_Bagian ke-2_

📕 *Materi Pokok 7⃣ Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 Tahun*

🗓 Rabu, 11 Januari 2017
⏲ 10:00 - 12:00 WIB

👥 Host dan Co-Host :
1. Bunda Balqis (Jakarta)
2. Bunda Amel (Jakarta)

📫 Admin :
1. Bunda Dinda (Depok)
2. Bunda Rima (Banyumas)
📝 Notulis : Bunda Yuli (Bandung)

🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿

🎓 *Profil SME*

Harry Santosa, M.Si
🔹Alumni FMIPA-UI
🔹Menikah dengan Roro Dwi Darodjati
🔹Ayah dari 5 putra & putri
🔹Aktivitas yang relevan dgn dunia pendidikan:
🔻Penggiat Pendidikan Rumah (Home Education)
🔻Founder HEbAT Community
🔻Integrator Fitrah Based Education
🔻Dosen di MM-UI dan berbagai universitas (1992-2009)
🔻Pendiri Sekolah Alam Depok (2004)
🔻Pendiri Aulade Kid's Learning Centre (2002)
🔻Penulis buku "Fitrah Based Education"

🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿

❓📝❔ *Tanya Jawab* ❔📝❓

1⃣ *Imaji negatif tentang Sholat dan Fitrah keimanan belum tumbuh*

Bunda Izzati - Aceh
Bunda Intan - Jakarta
Bunda Fariani - Ternate
Eva Malini - Medan.

1. Ustaz, bagaimana jika ananda (7thn) tiba2 berargumen "gak enak shalat, gak ada hadiahnya". Kondisinya sedang dlm keadaan emosi ttg hal lain.

2. Sebelum ananda berumur 7 tahun kami punya kesepakatan bhw "nanti ketika umurnya genap 7 tahun maka abang shalatnya harus pakai celana panjang. Karena selama ini ananda blm konsisten, kadang2 suka shalat dgn clna pendek, saya biarkan dgn kesepakatan tadi. Nah ketika sdh usia 7 thn, ternyata si abang masih blm konsisten dgn kesepakatan kami. Banyak alasannya; ribetlah..., cape lah...dan saya masih nego.

Kadang2 saya izinkan sambil sedikit sedikit ditegaskan dgn kesepakatan kami. Di lain pihak, si kakak (9) ingin adeknya patuh dengan kesepakatan kami. Walhasil sering terjadi semacam pemaksaan dari si kakak.

Pertanyaannya: apakah cara saya terhadap ketidakkonsistenan si abang sdh tepat atau bagaimana ustadz? Kemudian bgmn caranya sy komunikasikan ke si kakak ttg masalah adiknya? Apa yg harus sy fahamkan ke kakak?

Jazakumullah ustadz atas jawabannya.. 🙏🏻😊

3. Assalamu alaikum.
Mohon contoh kisah yang menceritakan keindahan shalat untuk anak usia 7.5 tahun, biar maksimal ikhtiar doa2 saya. Selama ini saya merasa jadi shalat keeper. Klau pas tidak ada di samping anak, maka anak tdk shalat. Kalaupun ada, itupun muter2 dulu. Saya mesti orasi lbh dr 5 menit, juga aksi mengelitiki anak.Merasa tdk efektif 😅

Sblm adzan berbunyi sdh saya warning misalkan sedang nonton tv, itupun ga siap2. Selesai adzan, saya tanya kakak: Tuhannya TV ya kok pas waktu shalat 'menyembah' tv?. Logikanya sdh jalan, dia bilang " Engga mama".Tapi ya nanti2. Saya ga bisa melenyapkan tv di rumah, karena ada mertua yg butuh hiburan tv 😖

4. Assalamu 'alaykum.
Mau tanya. Apakah ketika anak2 usia 9 dan 14 thn msh sering butuh diingatkan waktu shalat ,msh tergolong belum berkembang fitrah keimanannya sesuai thp umurnya?

5. Assalamu'alaikum ustadz.
Bagaimana bila anak usia 8 s.d 10 tahun memiliki ayah yang tidak selalu menunaikan sholat 5 waktu? Apakah mempengaruhi kebiasaan anak untuk sholat ?

👳🏽 *Ust. Harry*

1⃣Ayah bunda yang baik,

Imaji imaji positif tentang indahnya sholat dimulai sejak usia 0-6 tahun, jauh sebelum orangtua diperintah Allah untuk menyuruh sholat anak anaknya pada usia 7 tahun. Imaji imaji positif itu dibangun dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan yang membuat ananda antusias dan bergairah (ghirah) atau cinta kepada alHaq (Allah, RasulNya dan Islam). Bukan cinta pada sholatnya, tetapi cinta kepada Allahnyalah yang diutamakan.

Rajin2lah menyebut Allah dalam setiap kesempatan, mengaitkan semua peristiwa dengan ke Maha Hebatan Allah. Hindari kisah2 mengerikan tentang Dajjal, Perang Akhir Zaman, Neraka, Setan yang menakutkan dll yang membuat anak takut bahkan trauma. Utamakanlah kisah2 keindahan Allah, kehebatan ciptaanNya, ke Maha Baikan Allah, indahnya Syurga, indahnya akhlak Rasulullah SAW dan para SahabatNya dstnya

Karenanya dalam framework pendidikan berbasis fitrah, Golden Age untuk mendidik fitrah keimanan ada pada rentang usia 0-6 tahun bukan setelahnya. Pada usia 0-6 tahun ini imaji dan abstraksi anak sedang puncaknya, fitrah ananda sedang merekah indah2nya.  

JIka cinta dan gairah ananda pada ALlah, pada Rasulullah SAW, pada Islam, pada alQuran membuncah buncah ketika usia 0-6 tahun, maka usia 7 tahun mereka akan menerima perintah sholat dengan suka cita.

Umumnya kita melalaikan membangkitkan gairah cinta kepada Allah pada usia 0-6 tahun. Kita lebih banyak menggegas bacaan, hafalan dll sebelum cinta ananda pada alHaq merekah indah.

Barangkali masih ingat kisah Rasulullah SAW yang tidak tega memutus kebahagiaan cucunya Hasan dan Hussein ketika balita bermain kuda kudaan di punggung Nabi SAW saat beliau sujud. Sangat lama Beliau membiarkan cucunya asik bermain di punggung beliau, sampai para Sahabat yang menjadi makmum menganggap Beliau wafat. Bertahun tahun setelah peristiwa itu, Hussein RA digelari sebagai assajaad, yaitu pemuda yang cinta sujud kepada Allah. Para ulama mengatakan barangkali karena peristiwa bermain kuda2an itulah yang membuat imaji dan kesan luarbiasa pada Sujud.

Jika di atas usia 7 tahun masih belum bergairah untuk sholat atau disuruh suruh, ini adalah gejala fitrah keimanannya tidak tumbuh hebat atau terlewat ditumbuhkan ketika di bawah usia 7 tahun. Jika sudah terlanjur maka percuma memaksa/menyuruh sholat tiap hari, mereka akan makin menjauh atau selalu minta disuruh, tetapi ulangilah prosesnya yaitu dengan kembali membangun gairah cintanya kepada Allah, RasulNya dan Islam dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan, tentu dengan lebih intensif, misalnya meng-Homestay kan anak pada keluarga atau komunitas shalih yang membuatnya terkesan mendalam sehingga terpicu kembali gairah cintanya kepada Allah SWT. ✅

2⃣ *Tentang Fitrah*

Bunda Fitri Yusnidar - Aceh.
Bunda Yardha - Surabaya

Ijin bertanya ustadz.
1. Faktor-faktor apa saja yg dapat memicu imun ortu dan anak dalam menemukan fitrahnya di setiap tahapan tumbuh kembangnya.

2. Hal-hal apa saja yang dapat menciderai rasa rileks, yakin, dan optimis ortu dalam mendampingi dan mendidik anak-anaknya di setiap tahapan tumbuh kembang si anak?
Terima kasih ustadz..

3. Ustadz, mohon dijelaskan tentang maksud fitrah perkembangan. Jazakallah...

👳🏽 *Ust. Harry*

2⃣Ayah Bunda yang baik,
1. Fitrah telah Allah instal dengan sempurna dalam diri anak sejak lahir bahkan sejak di alam rahim. Maka tugas kita para orangtua hanyalah mengaktifasi, membangkitkan, menumbuhkan dan merawatnya sehingga kelak menjadi peran terbaik dengan adab mulia. Tentu harus berangkat dari keimanan yang mendalam bahwa tidak mungkin Allah memberi tugas kepada manusia tanpa memberinya potensi yaitu fitrah, dan tidak mungkin ada anak yang tidak memiliki peran istimewa di masa depan kelak, kecuali orangtuanya yang menyimpangkan fitrahnya.
Jika kita besyukur mendalam atas fitrah anak anak kita, insyaAllah akan Allah berikan hikmah yang banyak dalam mendidik anak, kita akan mampu melihat dengan jernih pola fitrah anak anak kita untuk kita didik dengan paripurna. Karenanya sambutlah panggilah ALlah untuk menjadi orangtua sejati, maka Allah akan mampukan kita untuk kembali kepada fitrah kita untuk mendidik anak sesuai fitrahnya.

2. Lebay obsesif atau Lalai Pesimislah yang membuat cidera. Ketidak yakinan bahwa sesungguhnya  Allahlah Pendidik sejati bagi anak anak kita. Ketidakyakinan adanya fitrah. Ketidakyakinan bahwa setiap fitrah jika tumbuh kelak akan menjadi peran istimewa terbaik. Ketidakyakinan bahwa Allah tidak salah pilih ketika mengamanahkan anak kepada kita, bahwa sesungguhnya Allah yakin kita mampu sepanjang menyambut panggilanNya.

3. Fitrah Perkembangan adalah tahapan tahapan dalam mendidik. Segala sesuatunya ada sunnatullahnya, ada prosesnya. Maka begitupula dalam mendidik semua ada tahapannya, tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik, karena semuanya akan indah pada masanya. Allahpun mengajarkan bahwa dalam penciptaan segala sesuatu pasti ada tahapannya, bahkan dalam mendidik disebut dengan detail tahun tahun perkembangan anak, misalnya susui anak selama 2 tahun, perintahkan sholat di usia 7 tahun, pisahkan kamar saat usia 10 tahun, pukullah jika meninggalkan sholat (bukan pukulan hukuman ya tetapi pukulan untuk menyadarkan yang tidak memalukan dan melukai). Kemudian tercapainya aqilbaligh pada saat usia 15 tahun. ✅

3⃣ *Fitrah Bakat*

Bunda Intan Jakarta
Bunda Eva Malini - Medan
Bunda Arny (Wiwid) - Jakarta Timur

Assalamu alaikum.
Memperhatikan putri saya senang dan bakat dgn aktivitas menjahit dan craft. Kmrn sempat saya ikutkan les jahit, dan saya sediakan mesin jahit di rumah. Klau di sekolah, anak sering lihat piagam penghargaan kompetisi nasional-internasional.

1. Apa lagi yang mesti saya lakukan ustad?
2. Klau menjahit dan craft, uji nyalinya apa biar anak saya semangat?
Background ortunya teknik, tadinya saya berharap dia menyukai yang berbau bau akademik; robotika dkk. Klo fashion, sewing craft tidak ada gambaran sama sekali 😶

3. Assalamu'alaikum.
Apakah pada anak usia 8 s.d 10 tahun sudah dapat diketahui bakat dan potensinya?
terima kasih ustad.

4. Assalamu'alaikum Ust. Harry Santosa, Aybun smua yg dirahmati Allah 😍 pembangun peradaban terbaik 😄. Sejak akhir tahun kemarin, 2 putri kami (6,5yo & 7,5yo) ingin memelihara hewan (kelinci), apakah di usia mereka sudah bisa Ustad? memang sih nanti banyak fitrah yg akan terbangkitkan, jazakumullah khoiron😊🙏🏻

👳🏽 *Ust. Harry*

3⃣Ayah Bunda yang baik,

Bakat dikenali sebagai SIfat Unik dan Fisik Unik pada usia 0-6 tahun, Dalam aspek fitrah bakat dan kepemimpinan, ananda sudah bisa merawat tanaman atau hewan (yang mudah dirawat) untuk menumbuhkan executive functioning nya dan mengamati sifat uniknya selama proses..

Kemudian jika sifat uniknya sudah ditemukan (suka memimpin, suka memperbaiki, suka berkreasi, suka berkomunikasi, suka mengatur, suka merawat dll) maka ini akan menjadi potensi unik jika diberikan beragam aktifitas yang sesuai atau relevan pada usia 7-10 tahun. Misalnya jika ketika kecil sifat uniknya suka merawat, maka di usia 7-10 akan nampak dalam aktifitas suka merawat hewan, merawat barang, merawat tumbuhan dstnya.

Kelak diharapkan dengan beragam aktifitas yang relevan itu akan ditemukan aktifitas yang 4E (Easy, Enjoy, Excellent, Earn), yaitu aktifitas yang jika akan memulai sangat ditunggu2, ketika melakukannya dunia seolah berhenti berputar dan tidak mengakhirinya dengan ucapan "akhirnya kelar juga" tetapi minta diulangi lagi. Ini perlunya dokumentasi berupa Jurnal Kegiatan dalam setiap kegiatan yang jika sudah banyak kelak bisa digunakan sebagai bahan bagi Portfolionya,

Maka pilihlah beberapa yang aktifitas yang 4E ini untuk dikembangkan lebih lanjut pada usia 10-14 sehingga menjadi peran dan bekal kemandiriannya ketika aqilbaligh. Di usia 10 ke atas, sebaiknya ananda sudah mulai
1. Dibuatkan (bersama) Portfolio (Dokumentasi progres dan evidence karya/product)
2. Personalized Curriculum (Plan Improvement)
3. Pendamping Akhlaq
4. Pendamping Bakat (Pemagangan)
5. Uji kehidupan untuk semua fitrahnya ✅

🎙 *Host*

Baik Ustadz... berarti dsni sangat penting ya kita sbg orgtua meng-observasi anak2... dengan karakter unik tiap anak yg brbeda...

👳🏽 *Ust. Harry*

👍👍👍

Jurnal Kegiatan sebaiknya mulai dibuat

*Gambar Sifat Unik
*Gambar Framework FBE versi 7.0

*Penutup*

👳🏽 *Ust. Harry*

AyahBunda yang baik, teruslah yakin dan syukur, rileks dan optimis dalam mendidik fitrah anak anak kita lalu mari bergandengt tangan bersama menghantarkan anak anak kita, generasi peradaban, menuju peran peradaban terbaik dan adab mulia.

==============================
📗 *Materi Pokok 8⃣ Teknis Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 Tahun*

🗓 Rabu, 11 Januari 2017
⏲ 10:00 - 12:00 WIB

👳🏻 SME : Ustadz Harry Santosa, M.Si
👥 Host dan Co-Host :
1. Bunda Ratna (Solo)
2. Bunda Yuli (Bandung)
📫 Admin :
1. Bunda Dinda (Depok)
2. Bunda Rima (Banyumas)
📝 Notulis : Bunda Yuli (Bandung)

🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿🍃🍂🍁🌿

1⃣ *Cidera fitrah perkembangan dan sosial*

Bunda Rif'ati - Tuban

Anak saya 8 tahun 8 bulan tidak mau ditinggal saat menunggu mobil jemputan sekolah, selalu minta ikut ke mana saja saya pergi, dan tidak bisa tidur kalau belum saya temani -walaupun cuma sebentar selalu saya sempatkan menemani, kalo nggak gitu dia nggak tidur.

Anak kami agak kurang berani menyampaikan ketidaksukaannya pada orang lain (misalnya dia diganggu temannya, dia memilih diam. Bila gangguan yang didapatkan sudah keterlaluan, marahnya sangat menakutkan. Bulan ini 2 x berantem dengan teman bermainnya, *yang pertama dengan teman sebaya di sekolah, yang kedua dengan anak SMA*. 😓. Tetapi, anak kami juga sangat manis, suka sekali berbagi dan membantu orang. Dan mendadak jadi pemberani kalau ada teman yang diganggu.

Dimasa balita, anak kami tumbuh dalam situasi konflik dalam keluarga. Dia menjadi kurang percaya diri dan agak gagap karena terlalu sering mendengarkan bentakan dan suara keras di masa awal perkembangannya.

1. Bagaimana cara menangani anak pertama kami, yang terlalu lekat dengan saya?
2. Bagaimana caranya mengembalikan fitrah egosentrisnya?
3. Bagaimana pula kiat bagi kami sebagai orang tua untuk "menebus dosa" dan "memperbaiki kerusakan" yang kami timbulkan padanya?

👳🏽 *Ust. Harry*

1⃣bunda Rif'ati yang baik,
Mari kita fokus pada potensi ananda bukan masalahnya. Jika cahaya mereka melebar maka semua kelemahan atau keterbatasannya akan otomatis hilang.

Maka mulailah dengan mengulang prosesnya agar ananda kembali percaya diri
1. Perlahan temukan sisi cahayanya atau sifat uniknya. Beri julukan positif pada sifat uniknya. Misalnya si pemikir, sang pemimpin, si kreatif, sang pencinta, sang perawat dsbnya.
Kelekatan itu baik, namun bukan kemanjaan. Temukan aktifitas yang membuatnya percaya diri dan bisa melakukan sendiri. Memang tidak selalu mudah, tetapi berupayalah terus menerus, tajamkan intuisi, mintalah kepada Allah di setiap malam yang hening agar dimudahkan

2. Ego sntris yang hilang akan kembali dengan dua hal, pertama, temukan konsep diri yang positif seperti no 1 di atas. Dan kedua, jika anak lelaki usia 7-10 tahun maka dekatkan ke ayah untuk supply ego nya.

3. Ulangi prosesnya seperti no 1 dan 2 di atas, banyaklah meminta maaf padanya dengan cara yang disukainya dan membuatnya semakin percaya diri (bukan semakin melow) lalu banyaklah berdoa kepada Allah ✅

🎙 *Host:*

*Fokus pada potensi anak, bukan pada masalahnya*

2⃣ *Fitrah keimanan belum tumbuh*

Bunda Arny (Wiwid) - Jak Tim
Bunda Ratih - Tabalong kalsel
Bunda NN

Assalamu'alaikum Ust. Harry Santosa, AyBun smua yg dirahmati Allah 😍
Dua putri saya skrg 6,5yo & 7,5yo Alhamdulillah sudah faham ibadah terutama yg wajib. Namun ada saatnya mereka enggan krna lelah setelah beraktivitas (Isya sering terlewat, krna sudah ngantuk. Subuh kadang terlambat setengah 6).

1. Bagaimana menumbuhkan (inside out) kecintaan ini, agar selalu semangat ibadah? Jazakumulllah khoiron 😊🙏🏻
--------------------------------

Anak saya dua orang umur 9 dan jalan 12 tahun. Sholat belum dengan kesadaran, masih harus disuruh. Klau di sekolah karena semua mengerjakan sholat, otomatis mereka juga sholat. Menurut yang saya baca, umur 7 mulai pembiasaan sholat. Umur 10 batas evaluasinya, apakah anak kenal Allah dengan baik dan kenal diri dengan baik salah satunya sudah tampak kesadaran sholatnya

2. Langkah konkrit apa yang harus saya lakukan sebagai orgtua, karena anak2 sudah melewati batas umur namun belum ada kesadaran untuk sholat?

3. Apakah standar penerapan ke anak terlalu tinggi jika umur 10 tahun sudah harus sholat dengan kesadaran? Mohon pencerahannya.

Karena kalau kilas balik, saya dulu mulai menjalankan sholat dengan kesadaran selepas lulus SMA.

4. Mengapa anak suka membantah orangtua? Membantah dalam artian misalnya disuruh solat atau ngaji ntar2 aja, apakah ini bagian dari fitrah juga?

👳🏽 *Ust. Harry:*

2⃣Ayah Bunda yang baik,
Mendidik fitrah keimanan, golden age nya  ketika ananda berusia 0-6 tahun, bukan dengan mengajarkan pengetahuan agama maupun keterampilan beribadah tetapi dengan membangun gairah cinta nya kepada Allah, RasulNya dan Islam juga alQuran dsbnya, melalui keteladanan dan atmosfir keshalihan di rumah yang membangkitkan imaji2 positif tentang Allah, RasulNya dan Islam. Cinta sebelum Islam. Iman sebelum Amal.
1&2. Menerima perintah Sholat dengan sukacita adalah bukti fitrah keimanan tumbuh hebat di usia 0-6 tahun. Jika usia di atas 7 tahun, sholat masih disuruh maka kemungkinan besar fitrah keimanan tidak tumbuh baik di usia 0-6 tahun. Maka prosesnya diulang, yaitu menggairahkan cintanya lagi kepada Allah, Rasulullah SAW dan Islam. Makin disuruh sholat makin lalai jika cintanya belum tumbuh. Prosesnya diulang namun lebih intens, misalnya diberikan keteladanan lebih kuat, dikenalkan langsung dengan tokoh2 yang shalih dan berkesan mendalam, diinapkan beberapa pekan (homestay) di keluarga atau komunitas shalih yang sangat berkesan mendalam, pesantren kilat yang baik juga bisa membantu dll.

3. Kesadaran itu sudah bisa tumbuh di usia 7 tahun. Mengapa kesadaran kita lambat tumbuh karena pendidikan kita lambat memdewasakan kita dan fokus pada akademis bukan perkembangan jiwa atau fitrah manusia. Jika kecintaan tumbuh maka kesadaran juga tumbuh.

4. Suka membantah pada usia di atas 10 adalah hal wajar, karena anak sudah tidak mau diatur lagi. Jadi masalah jika tidak mau diatur namun kesadaran belum tumbuh.
Namun membantah di usia 7-10 tahun, bisa karena banyak faktor, misalnya tiada keteladanan, tiada kelekatan cinta yang tumbuh dengan keduaorangtuanya, beban perintah yang tidak relevan dengan fitrahnya, tidak ada reason yang jelas dan bisa diterima dsbnya. ✅

🎙 *Host:*

*Cinta sebelum Islam. Iman sebelum Amal.*

3⃣ *Fitrah sosial terciderai dan Inside out*

Ingrid - Bekasi
Wening-Jogja

Assalaamu'alaikum...
Mohon pencerahannya Ust.
Anak kami kurang dekat dengan Ayahnya. Beliau pergi pagi dan plg larut, jarang ngobrol banyak krn memang sang Ayah orgnya juga kaku. Dlm keseharian anak tsb lebih dekat dgn Ibunya. Khawatir nanti jadi pemuda yg 'lembek'. Ayahnya full kasih materi ke anak tp anak msh kurang merasa disayang, krg diperhatikan, terlihat dr sikapnya yg gak mau deket2 dgn Ayahnya tsb. Lebih suka Ayahnya diluar rumah malahan hehe.

1. Bgmn caranya utk mengajarkan dasar2 kepemimpinan, sifat2 dan tanggungjawab ke-lelakian? sbg bekal anak laki laki yg skrg sudah usia 10th.

2. Mohon contoh contoh strategis mengenai metode atau cara menumbuhkan fitrah secara Inside Out di usia 8 hingga 10 tahun

Jazakumulloh khair Ust. Harry...

👳🏽 *Ust. Harry:*

3⃣Bunda Ingrid dan bunda Wening yang baik,
1. Jika sosok ayah tidak bisa hadir dengan baik, maka anak lelaki usia 7-10 tahun sebaiknya diberi sosok ayah pengganti, misalnya kakek atau paman yang tentu bisa dekat dengannya. Jika tidak ada juga maka sesekali homestay kan anak di rumah keluarga shalihah dengan sosok ayah yang utuh. Ini banyak membantu supply maskulinitasnya. Selain itu beri aktifitas sosial yang bersifat kelelakian, misalnya beladiri atau olahraga yang macho, ekspedisi alam, kepanduan dsbnya.
Jika usia ananda sudah lebih dari 10 tahun, berikan ananda sosok pendamping akhlak (murobby) dan pendamping bakat (maestro) sebagak ayah kedua dan ketiganya, lakukan pemagangan dan program mencari nafkah, rancang untuk menjalani ujian kehidupan seperti bisnis, relawan bencana dll. Sesuaikan dengan bakat ananda.

2. Inside Out dari usia 7-10 tahun adalah dengan interaksi pada alam dan kehidupan nyata. Misalnya buat kegiatan ekspedisi ke Ujung Kulon, Travelling dll. Selama masa persiapan, pelaksanaan dan paska kegiatan, rancanglah kegiatan yang menumbuhkan semua aspek fitrahnya secara alamiah tanpa harus banyak diajarkan dan diintervensi. ✅

🎙 *Host:*

*Rancang kegiatan yg menumbuhkan semua aspek fitrahnya secara alamiah tanpa harus banyak diajarkan dan diintervensi.*

4⃣ *Fitrah Bakat*

Bunda Athi' - Blitar
Bunda NN
Ummu al Fatih-Semarang

Assalamu'alaykum
ustadz Harry.

Anak saya kembar umur 8 tahun, keduanya mempunyai sifat yang hampir sama. Diantaranya pemalu jika berada di luar rumah, perfeksionis (selalu rewel dan frustasi jika apa yg dikerjakannya tidak sesuai yang di inginkan), sholat masih diingatkan dan sedikit di perintah, selalu bertanya mana yg bagus atas apa yang harusnya bisa dia pilih sendiri (misal memilih baju, dll).

1. Dengan sifat yang demikian, bagaimana cara menumbuhkan/mengarahkan fitrah bakatnya?

2. Saya agak kesulitan melihat bakat anak saya yg pertama, kalo diskusi tentang apa saja, dia selalu bilang terserah ummi aja katanya. Anaknya bosenan, tapi kalo baca dia kuat sampe ber jam2, mohon pencerahan ustadz bagaimana menggali fitrah bakatnya?

3. Mohon penjelasannya terkait dengan fitroh bakat untuk fase 8-10 tahun. Disebutkan bahwa minat/bakat/talent adalah bawaan lahir. Lalu bagaimana jika ada kasus anak ber-usia 8tahun, bakat yang nampak pada anak tsb adalah hal "negatif" (contoh menang sendiri dalam banyak hal, seorang yang pemalas) apakah hal tsb karena pada fase sebelumnya fitroh bakat yg tidak termanage dengan baik? atau bagaimana ustadz?.

Jazakalloh khairan atas jawabannya.

👳🏽 *Ust. Harry*

4⃣bunda Athi', bunda NN dan Ummu alFatih yang baik,
1. Fitrah bakat justru dikenali dengan sifat unik sebagai bawaan sejak lahir. Sifat unik ini kadang muncul dalam perspektif negatif karena dibenturkan dengan akhlak.  Misalnya anak yang suka berkomunikasi kita sebut cerewet, anak yang suka memimpin kita sebut keras kepala, anak yang suka empati kita sebut sensitif cengeng, anak yang suka bertanya kita sebut kepo dstnya.
Maka amati sifat unik pada usia 0-6 tahun, kemudian berikan aktifitas yang relevan pada usia 7-10 tahun, lalu dorong utk menemukan peran spesifik pada usia 10-14 dstnya.

Dalam kasus di atas perlu dipisahkan antara fitrah bakat, fitrah keimanan dan fitrah individualitas. Malas sholat ini terkait fitrah keimanan, namun pemalu dan perfeksionis serta achiever ini terkait fitrah bakat. Jika peragu kemungkinan terkait fitrah individualitas. Biasanya memang saling terkait.

Fitrah ini harus ditumbuhkan selaras dan bersamaan.

2. Bakat itu tidak selalu terkait fisik, seperti olahraga, memasak, menari  dll namun juga terkait sifat. Nah sifat ini kadang sulit ditemukan, karenanya harus punya jurnal kegiatan untuk mengamati pola anak. Suka membaca ini adalah juga bakat, kemungkinan bakatnya Learner (suka belajar) atau Input (suka mengumpulkan informasi) dsbnya. Mungkin ada sifat lainnya yang tak tampak, misalnya pemikir (thinker), visioner/futurist, journalist, dsbnya.

3. Jika perilaku buruknya muncul baru2 saja, berarti bukan bakat. Namun jika perilaku yang dianggap "buruk" itu adalah sifat uniknya sejak lahir, maka besar kemungkinan itu bakatnya yang belum tersalurkan menjadi aktifitas produktif. Sifat Mau Menang Sendiri biasanya secara positif dimiliki anak yang punya sifat competition atau maximizer atau achiever dll. Anak yang nampak pemalas biasanya seorang yang sangat kreatif, bukankah lift dan tangga jalan serta banyak inovasi lainnya ditemukan oleh para pemalas yang kreatif?
Maka jika memang benar ini sifat uniknya, kembangkanlah sehingga menjadi aktifitas produktif.

Namun jika itu perilaku baru baru saja, kemungkinan adalah jeritan hati yang tidak tersalurkan, misalnya tekanan di sekolah, merasa tidak diperhatikan, dstnya, maka solusinya adalah ditemukan kebutuhannya (needs) ✅

🎙 *Host*

Artinya setiap karakteristik / pembawaan masing-masing anak itu berbeda beda ya Ustadz..

*Penutup*

👳🏽 *Ust. Harry*

AyahBunda HEbAT yang baik,
Terimakasih banyak atas perhatiannya, mohon maaf jika ada yang tidak berkenan, tetap semangat membersamai ananda, tetap rileks dan optimis menumbuhkan fitrah ananda hingga mencapai peran peradaban terbaiknya dengan adab yang mulia 🙏😊 waswrwb

==============================

*Temukanlah sifat unik dari anak-anak kita, maka kita akan menemukan peran spesifiknya. 😊🙏🏻*
_(Bunda Yuli)_

*Doa Kafaratul Majelis*

Alhamdulillahirabbil'alamiin...

Astagfirullahadziim...

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)

Thursday, January 5, 2017

6. Teknik Pendidikan Pre Aqil Baligh 0-7thn

🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁

*Materi Pokok* 6⃣

*Teknik Pendidikan Pre Aqil Baligh 0-7thn*

Oleh: *Bunda Septi Peni Wulandani*

Live KulWapp di Regional Timur akan di temani oleh *bunda Deasy*

Founder IIP sekaligus praktisi HE sejak 1996

🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁

Pada anak usia 0-7 tahun, anak dibuat kaya wawasan. Memperkaya wawasan berbeda dengan menjejalkan (outside in).

Memperkaya wawasan dalam perspektif pendidikan berbasis fitrah adalah dengan keyakinan bahwa tiap anak sudah memiliki fitrah belajar, konsep-konsep dasar berpikir, sehingga mampu menalar. Tugas kita sebagai orang tua adalah menyadarkan anak-anak dengan menginspirasi, menunjukkan, mengencourage dstnya, sehingga mereka akan belajar dengan sendirinya. Istilahnya kerennya, “dont too much teaching, but more learning”.

Usia 0-2 tahun adalah masa anak-anak mengikat bonding fisik dan psikis dengan kedua orangtuanya, terutama ibu yang menyusui. Kita boleh menganggap anak-anak sebagai seorang bayi "hanya" di usia ini (0-2 tahun). Mengapa ditekankan "hanya" karena banyak diantara kita memperlakukan anak-anak di bawah 5 tahun (balita) sebagai bayi, contohnya : semua serba dibantu.

Usia 0-2 tahun hak anak adalah mendapatkan makanan terbaik untuk fisiknya yaitu ASI, maka penuhilah secara tuntas. Sambil menyusui selalu masukkan harapan anda dari lubuk hati yang terdalam.

Ayah jangan lewatkan moment ini, ikutlah berpartisipasi aktif bermain dengan anak-anak usia 0-2 tahun. Berikan sentuhan kasih sayang ke anak, ajaklah mereka bicara menjelang tidur, tanamkan value keluarga anda kepada anak-anak sedini mungkin.

Memasuki usia 2-7 tahun (thufulah) saatnya kita menanamkan ketauhidan dengan sangat kuat. Di usia inilah (2-7th) anak-anak sedang membangun pola, maka jangan sampai salah. Berikan teladan yang benar. Hati-hati jangan sampai anak-anak gagap value di usia ini. Antara apa yang anda katakan dengan apa yang mereka lihat. Apabila anak-anak usia 2-7 th melakukan kesalahan, tidak bisa kita biarkan, harus segera dibetulkan saat itu juga, karena itu masa pembentukan pola. Di usia ini orang tua harus tegas, karena itu masa pembentukan, semakin bertambah usia makin longgar.

Panduan teknis untuk mengembangkan fitrah anak di usia 0-7 tahun yaitu:

a. Fitrah Keimanan : mulailah mengenal Allah s.w.t dan menikmati segala kebesarannya

b. Fitrah Belajar : kuatkanlah bahasa ibu anak-anak serta explored isi alam ini dengan kegiatan bermain bersama di alam

c. Fitrah Bakat : tour de talent, gunakan waktu anda untuk melihat segala macam bakat yg diberikan Allah ke setiap orang, sehingga fitur unik ini digunakan untuk menjalankan misi hidupnya. Explore bakat anak.

Salah satu contoh dengan mengajak anak untuk melihat keanekaragaman bakat/profesi yang ada di muka bumi ini, agar mereka kaya wawasan, sehingga kaya akan mimpinya untuk masa depan

d. Fitrah Perkembangan: Gunakanlah pola rasul dlm menguatkan fisik anak, mulai pola makan, pola tidur, pola OR dll

======================

5. Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun

🎯 *RESUME Kulwap Materi Pokok  5 :

Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun

Hari, tanggal  : Kamis, 29 Desember 2016
Pukul : 19:30 - 21:00 WIB
Tempat : Grup WA Matrikulasi HEbAT batch #3
Host : Dinda Permatasari
SME : Ustadz Adriano Rusfi
Notulis : Dinda Permatasari
Admin : Noni

_*Materi*_
Oleh: Ust. Harry Santosa

Assalamu'alaikum wr.wb.

Ayah bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah, rileks tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban.

Salam takzim utk Ayah Bunda semua.

Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran2 sesuai fitrah yg Allah kehendaki itu. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yg berubah dari ciptaan Allah swt.

Fitrah itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan.

Topik malam ini adalah pendidikan utk usia 0-7 tahun, tentu saja pendidikan fitrah2 yg ada juga harus melihat fitrah perkembangan. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yg khusus.

Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap anak2nya bagai bunga2 di taman, yg masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannyapun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tdk boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yg tdk relevan dgn tanamannya. Petani sejati tdk boleh sembarang memakai bahan kimia yg menggegas pertumbuhan tanaman, yg malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt thd segala sesuatu yg ada pd tanamannya dan yg ada di sekitarnya.

Dasar panduan kita adalah jelas, bhw tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya.

Imaji2 positif yg baik akan melahirkan persepsi positif, dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yg baik ketika mereka dewasa kelak. Imaji2 negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi akan melahirkan pensikapan yg buruk ketika mereka dewasa kelak.

Seorang pendidik yg arif mengatakan bhw kesan baik sehari saja ketika anak2, akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak. Aqidah atau fitrah keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola2 seperti ini. Silahkan berkreasi.

Fitrah belajar juga demikian. Setiap anak yg lahir adalah pembelajar yg tangguh, para ilmuwan menyebut bayi yg lahir adalah scientist. Itu krn Allah telah mengkaruniai fitrah belajar ini pd setiap anak. Tidak ada bayi yg memutuskan utk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dan jatuh berkali-kali.

Fitrah keimanan pd usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yg sempurna, banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah saw ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yg murni, mengenal akhlak2 dan tradisi2 baik warga desa. Bagi anak-anak imaji2 positif penting, karenanya melarang perbuatan keras yg merusak imaji2 ini. Rasulullah saw membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda2an ketika beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar dstnya. Ini semata2 utk melahirkan imaji2 positif, atau kesan2 baik ttg Allah, ttg ibadah, ttg dirinya, ttg orangtua (yang sementara menjadi standar kebaikan dan keburukan sebelum mereka mengenal Rabbnya dan syariah-Nya), ttg alam, ttg masyarkatnya

Tugas kita, para ortu sekali lagi, hanyalah menemani mereka, memberi semangat, menunjukkan hal2 yg baik, memfasilitasi, lalu rileks dan konsisten, tenang dan istiqomah, shabar dan syukur.

Bunda Septi memberi tips utk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan istilah intelectual curiosity, dsbnya

Penelitian2 modern menjelaskan bhw anak2 akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi "jalan" saja, tidak perlu dijejalkan, tdk perlu banyak formalitas yg bahkan mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiositynya. Ada ahli parenting yg bilang bhw anak2 kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.✅

=========================

_*Sesi Tanya Jawab*_

🙍🏼 *Host*
Assalamu'allaikum Wr. Wb.

Wilujeng sumping Ustadz...

Apakah Ustadz sudah hadir bersama kami disini?

👳🏻 *Ust. Aad* :
Wa alaikumus salam

🙍🏼 *Host* : Alhamdulillah Ust telah hadir bersama kami disini..

Apa kabar Ustad?
Semoga sehat dan bahagia selalu..

Perkenalkan saya Dinda yang akan memandu kulwap bersama Ust. 90 malam ini..

Mungkin ada pendahuluan yg akan ustadz berikan sebelum kulwap?

👳 *Ust Adriano Rusfi* : Alhamdulillah baik
Saya rasa bisa langsung saja. Atau nunggu yang lagi shalat 'Isya.

👩🏻 *Host*

Alhamdulillah, siap Ust. langsung kepertanyaan pertama ya Ustadz..

👩🏻 *Host*

1⃣. *Rancangan Kurikulum Pendidikan HE Anak agar Selaras baik dgn Pasangan, Orang Terdekat, maupun Lingkungan*

*Bunda Nungki - Balikpapan*
*Bunda Yulia - Bekasi*
*Bunda Wening - Yogya*
*Bunda Zila - Malang*
*Bunda Rina - Banjarnegara*

1. Assalamualaikum Ustadz,
Insyaa allah setelah lulus dari TK B (usia 6 tahun) anak saya akan beristirahat dari sekolah selama 1 tahun hingga nanti masuk SD usia 7 tahun. Alasannya adalah belum tersedianya anggaran utk melanjutkan di sekolah yang dimau. Bagaimana tahapan persiapan yang harus saya lakukan mulai dari sekarang? Kondisi spesifiknya, anak saya diduga (belum konfirmasi ke klinik tumbuh kembang) termasuk dalam kategori gifted disinkronisasi (kecerdasan yg dominan di linguistik dan musikal, terlalu peka terhadap suara, masih ketinggalan di motorik kasar dan halus dan dominan kidal, kemampuan mengelola perasaan masih belum maksimal untuk usianya), selain itu insyaa allah pada awal maret saya akan bersalin untuk anak kedua. Jazakillah khoyr atas jawabannya

2. Sy masih bingung cara mendidik/pendidikan apa saja yg sesuai fitrah utk anak2 sy 4 thn dan 2 thn. Yang cocok diterapkan disaat bersamaan.

3. Bagaimana pendidikan 0-7tahun utk keluarga/ anak yg sejak bayi nya tinggal di kota besar, sehingga sehari harinya rumahan banget. karena keluar rumah jalan besar, sekitar rumah pertokoan. Jadi jarang eksplorasi di alam. Apalagi mengenal cara merawat ternak dan bertani 😟

4. Apakah pendidikan berbasis fitrah hanya bisa dilakukan oleh orangtua kandung ?, bagaimana mengomunikasikan dengan guru di sekolah agar pembelajaran anak sejalan dengan konsep HE?

5. Mengenai belajar bersama alam, kira2 bagaimana solusi untuk balita yg tinggal di perkotaan yg minim fasilitas ruang terbuka? tentu beda dgn pedesaan yg sehari2 hidup dekat dgn alam. Mohon pencerahannya. Terima kasih 😊 🙏

👳🏽 *Ust. Aad*

1⃣ Pada dasarnya pendidikan anak di bawah 7 tahun adalah di rumahnya, sehingga jika akses ke ruang terbuka atau alam bebas terbatas, itu tak terlalu bermasalah pada anak usia tersebut. Yang penting bagaimana mengoptimalkan eksplorasi anak pada apa-apa yang terdapat di dalam rumah.

Jadi konsep belajar bersama alam harus dipahami dalam dua konteks : pertama, alam yang dimaksud adalah segala sesuatu yang alami (natural); Kedua, harus dipahami bahwa ruang tamu adalah alam, meja adalah alam, kamar adalah alam, halaman belakan adalah alam.

Ketika anak akan menjelang usia tujuh tahun, yang harus dipersiapkan adalah modalitas dasar untuk memasuki usia latihan (tadrib), seperti konsentrasi, pengendalian gerak, menarik garis lurus, menarik garis lengkung, membedakan ukuran, membedakan warna, membedakan bentuk dan sebagainya. Disiplin juga mulai diperkenalkan menjelang usia tujuh tahun.

Namun, keberhasilan untuk mempersiapkan kemampuan berlatih juga sangat ditentukan dari apakah hak-hak anak cukup terpenuhi pada usia 0-7 tahun, seperti hak bermain, hak individualitas, hak untuk berkreasi dsb.

Tentang pendidikan yang tak bisa dilakukan oleh orangtua kandung, pada dasarnya berlaku dua prinsip : Pertama, jika kedua orangtua kandungnya masih hidup secara wajar, maka pendidikan berbasis fitrah hanya akan Allah ilhamkan kepada orangtua kandungnya. Namun, jika kedua orangtua kandungnya meninggal atau memiliki kendala pendidikan yang bersifat permanen, maka Allah akan menjadi pengganti kedua orangtuanya.

Mensejalankan pendidikan di sekolah dengan di rumah memang bukan hal yang mudah. Untuk itu, cermatilah sistem dan metode pendidikan di sebuah sekolah, sebelum memutuskan untuk memasukkan anak ke dalamnya. Dan rajin-rajinlah berkomunikasi dengan sekolah untuk pendidikan anak-anak kita ✅

👩🏻 *Host*

2⃣ *Bagaimana memberlakukan Hukuman pada Anak dengan Tidak menciderai Fitrahnya*

*Bunda Sherly - Malang*
*Bunda Yulia - Bekasi*

1. Assalamualaikum Ustadz,
Dijelaskan bahwa hukuman dan hadiah termasuk behaviouristik, yg mana metode ini krg tepat untuk mendidik anak. Padhl Yg kita tahu anak sangat senang diberi hadiah. Dan salah satu alasan kenapa anak sekarang suka main d gadget Krn gadget memberi perhatian dan perhargaan pada anak. Bagaimana menyikapi hal ini terkait pemberian hadiah pd anak? 🙏

2. Sy pnh baca resume HE, klo anak 0-7thn blm blh dikenalkan dgn hukuman. Tp sy jg pnh membaca artikel mendidik anak lupa sumbernya siapa, bila anak melakukan kesalahan kita memberi dia hukuman kecil misal tdk blh menonton, main, atau berdiri selama 5 mnt agar si anak tau kesalahannya dmn. Sebaiknya bgmn y? Mohon pencerahan.

👳🏽 *Ust. Aad*

2⃣ Pada anak anak 0 sd 7 tahun, pendekatan hukuman bukanlah pendekatan yang utama. Akan lebih baik jika pada anak seusia tersebut diperkenalkan consequential learning : tangan mencencang - bahu memikul. Biarkan anak merasakan akibat dari perbuatannya : jika main air basah, jika main api terbakar. Sejauh hal itu tak membahayakan jiwa harta dan kehormatannya.

Sedangkan tentang ganjaran atau hadiah, hal itu sudah boleh diberikan sejak dini. Hadiah tersebut tidak selalu bersifat kebendaan, tapi bisa juga berbentuk pujian dsb. Dan perlu diusahakan bahwa hadiah tersebut juga bagian dari konsekuensi perilaku.

Untuk anak 0 sd 7 tahun pada dasarnya hukuman tak akan terlalu efektif, karena usia tersebut adalah usia negativistik atau usia perlawanan : di suruh ke kanan malah bergerak ke kiri.

Yang bisa dilakukan pada anak-anak seusia itu jika melakukan hal-hal negatif adalah, nasihat, teguran dan, sekali lagi, consequential learning : jika kasar pada orang lain, maka akan dikasari orang lain atau dimusuhi.

Saya tentunya juga tak setuju bahwa kenakalan anak pada usia 0 sd 7 tahun dibiarkan begitu saja, sebagaimana yang belakangan sering terjadi. Namun, mengapresiasi kebaikan anak adalah bentuk pembelajaran tentang yang mana yang boleh dan yang tidak boleh. ✅

👩🏻 *Host*

Jawabannya yg sangat menginspirasi😍, Kami lanjut pertanyaan ketiga ya Ustadz...

👩🏻 *Host*

3⃣ *Bagaimana melatih Emosi dan sisi Egosentris Anak*

*Bunda Yardha - Surabaya*
*Bunda Ludfi - Solo*
*Bunda Ria Hayati - Surabaya*

1. Usia 0-7 th identik dengan tumbuhnya egosentris dalam diri anak. Ustadz, bagaimana menyikapi egosentris dua anak 4 dan 6 tahun yang sama-sama tidak mau mengalah tanpa mencederai fitrah mereka?

2. Bagaimana mensikapi anak usia 2th yg sedang seneng2nya membantah dan mudah marah bahkan memukul?
Jazakallah atas jawabannya ustadz.

3. Lalu ttg adab, saya kesulitan betul mengajarkan anak untuk tidak iri dg mainan temannya pun rebutan mainan,  mengajarkan untuk tidak memukul orang tua (biasanya krna gemas),  bagaimana teknik mengajarkan adab itu?

👳🏽 *Ust. Aad*

3⃣ Ada dua ciri pada anak 0 sd 7 tahun, dan hal ini saling berkaitan : egosentrisme dan negativistik. Dikatakan berkaitan karena perilaku negativiastik (melawan, memukul, marah) adalah bagian dari pengembangan ego dan konsep diri.

jadi, ketika seorang anak tak mau mengalah, berebut mainan, saling membantah satu sama lain, jika itu terjadi dantara anak sesama usia 0 sd 7 tahun, maka tugas kita hanya satu : biarkan, perhatikan dan amati. Jika perilaku tersebut sampai membahayakan jiwa, harta dan kehormatan, saat itulah kita mulai intervensi turun tangan.

Namun, jika konflik tersebut terjadi antara anak usia 0-7 tahun dengan anak di atas 7 tahun, maka kita harus memberikan pengertian pada anak di atas 7 tahun untuk mengalah, selama tak mengganggu hak-hak asasinya.

Patut untuk kita pahami bahwa pertengkatan, perebutan bahkan perkelahian diantara anak, apalagi bersaudara, adalah cara mereka untuk saling didik dan saling berkasih sayang, walau dengan cara yang kita tak mengerti dan memusingkan. Jadi, sejauh bisa dibiarkan, biarkanlah.

Tentang pendidikan adab atau akhlaq, dalam tata urutan pendidikan Islam ini adalah tahap pendidikan terakhir, dan bukan pada usia 0-7 tahun. Pada usia 0-7 tahun titik tekannya adalah pendidikan aqidah yang berbasis pada cinta kebenaran dan benci kebatilan.

Adab-adab pada usia ini lebih banyak diberikan secara tak langsung, baik melalui keteladanan, cerita-cerita, lagu-lagu dsb. dalam hal ini ada prinsip yang perlu diperhatikan :

"Adab anak adalah adab orangtuanya. Emosi anak adalah emosi orangtuanya. Agresivitas anak adalah agresivitas orangtuanya. Ayahbuda yang mauthma'innah cenderung mewujudkan anak yang muthma'innah pula" ✅

👩🏻 *Host*

Terimakasih ustadz..
Kami lanjut pertanyaan ke-4...

4⃣ *Bagaimana membangkitkan dan melatih Fitrah Keimanan Anak*

*Bunda Ria Hayati - Surabaya*
*Ummu Alfatih - Semarang*
*Laras - Bekasi*
*Ummi Rahmi - Kendari*

1. Assalamualaikum
Perkenalkan saya ria hayati dg 1 anak laki-laki usia 2  thun.
Pertanyaan saya; sebelumnya di sebutkan bahwa usia 2-7 adalah golden age anak untuk meningkatkan fitrah iman, dan waktu yg tepat untuk mengajarkan adab. Sedangkan saya saat ini kesulitan untuk memulai hal tsb (meningkatkan iman dan mengajarkan adab). Ttg iman, apa n bagaimana cara yg sebaiknya kita lakukan? Biasanya saya hanya memperlihatkan kpd anak saat saya sholat,  mengaji, pun berdoa ; sejauh ini respon anak kadang mencontoh kadang acuh, bagaimana memastikan si anak mengenal konsep iman?

2. ✍ apakah anak yang "nakal" yang terjadi pada usia 11tahun contoh. ~ pemalas terutama belajar dan sholat~suka membantah~bicara kasar. Apakah itu terjadi karena fitroh anak 0-7thn yg tidak berkembang dengan baik?lalu bagaimana mengembalikan  dan membersemai fitroh tsb untuk saat ini.seolah sudah terlambat. Mohon penjelesannya. Syukron katsiiro.

3. Assalamualaikum ust.
Apa yg terjadi apabila salah satu dari pendidikan fitrah pra-aqil baliq 0-7th tdk terlaksana? Apakah pertumbuhan anak akan mengalami ketimpangan? Misal, dlm fitrah keimanan tdk terlaksananya tadabur alam...
Jazakillah ust 🙏🏻

4. Assalamualaikum, salam kenal bunda sy ummi rahmi dr kndari
Pertaxann u ustad hari😊
Melatih anak sejak dini dgn kebiasaan baik apakah termasuk bagian dr menumbuhkan fitrah, mis...menggunakan hijab krn sbgian orng mngatakan,..."kasian bu anakx nnti kepanasan belum tau jg alasanx knp berhijab...nnti klw sdh besar jg jika sdh tau alasan pake hijabx pasti bakal pake juga".

👳🏽 *Ust. Aad*

4⃣ Inti pendidikan fitrah anak pada usia 0 sd 7 tahun ada dua : pendidikan keimanan dan individualitas. Dan kedua hal ini sangat berhubungan. Sulit mengharapkan keimanan yang kokoh jika ego anak rapuh.

Pendidikan aqidah dan keimanan ini sangat esensial, karena sangat menentukan pendidikan-pendidikan fitrah yang lainnya. Manusia hanya akan mengenal fitrahnya jika dia mengenal Tuhannya.

Oleh karena itu, tak perlulah terlalu terburu-buru mencampur pendidikan fitrah keimanan anak dengan pendidikan-pendidikan lainnya, seperti syari'ah, muamalah, adab dsb.

Bukan apa-apa, pendidikan keimanan itu sangat penting dan butuh fokus, Ia adalah pondasi dari sebuah rumah dan akar dari sebuah pohon. Kita akan mengalami kesulitan dalam pendidikan fitrah lainnya, ketika landasan imannya rapuh.

Contoh : betapa sulitnya kita mengajarkan anak amal apapun, jika niat tak diajarkan sebelumnya. Karena "setiap amal itu bergantung pada niat" (hadits)

janganlah kita jadikan anak-anak kita seperti mobil mogok, yang baru akan bergerak jika kita dorong. Biarlah mereka menjadi supir atas mobil mereka sendiri, dan itu modalnya adalah fitrah keimanan.

Tentang pendidikan syari'ah, seperti penggunaan hijab, seluruh kitab pendidikan anak dalam Islam mengajarkan bahwa itu baru perlu diajarkan dan dilatihkan saat anak telah berusia 7 tahun. Berikanlah hak anak kepadanya. Jangan sampai kelak anak kita komplain kepada Allah karena haknya pernah kita ambil, seperti memakai pita rambut sebelum usia 7 tahun.

Begitu pula tentang pendidikan adab. Adab sebagai kaidah yang diajarkan, baru diajarkan pada usia mumayyiz, yaitu 7 tahun ke atas. Sedangkan pada usia sebelum itu, biarlah adab menjadi refleksi dari aqidahnya, dan menjadi peniruan dari adab ayahbundanya.

Andai ada fitrah-fitrah anak yang tak berkembang baik pada usia 0-7 tahun, tentunya itu akan berdampak pada pendidikan dan perilaku anak sesudahnya. Jika itu terjadi, mari kita sempurnakan semampu yang kita bisa. Sisanya adalam minta ampun pada Allah, dan meminta Allah untuk mengkoreksi dan menyempurnakannya. Karena Allah adalah murabbi alam semesta (Rabbul 'aalamiin) ✅

👩🏻 *Host*

*Meminta ampun pada Allah atas khilaf yg dilakukan orangtua dan meminta Allah untuk mengkoreksi dan menyempurnakannya. Karena Allah adalah murabbi alam semesta (Rabbul 'aalamiin)...*

Kami bold kalimat ini sebagai pengingat kami..

Lanjut ke pertanyaan kelima ustadz..

5⃣. *Melatih Kemandirian Anak sesuai Fitrah*

*Bunda Suci - Surabaya*
*Bunda Ludfi - Solo*

1. Bagaimana cara menyakinkan suami dan sy sendiri bahwa anak2 perlu mandiri dan mereka diberikan kebebasan berkreasi sendiri,  kami menyadari kalo kadang sbg ortu protektif tapi kami khawatir saja trhdp mereka yg blm tahu bahaya.
Maturnuwun 🙏

2. bagaimana menumbuhkan kembali kemandirian anak usia 5th? Dulu usia 2-3th banyak yg sudah dikerjakan sendiri tapi semakin besar malah semakin bergantung sama ortunya. Ntah karna malas atau memang ingin selalu diperhatikan sama ortu.karna anak ini juga sering minta gendong, dipangku. Jadi sering rebutan sama adiknya (2th).
Jazakallah khoir.

Jazakallah atas jawabannya ustadz.

👳🏽 *Ust. Aad*

5⃣ Seharusnya tak perlu ada istilah "menyatukan persepsi" antara ayah dengan bunda dalam mendidik anak-anak. Karena seharusnya visi, misi dan strategi pendidikan anak adalah tanggung jawab ayah, tentunya setelah mendapatkan masukan dari bunda.

Seorang suami pada dasarnya baru bisa diyakinkan sesuatu jika diberikan argumentasi-argumentasi dan alasan-alasan rasional. Untuk itu, jelaskan pada suami bahwa anak berusia 0-7 tahun adalah anak yang memiliki dunianya sendiri, penuh fantasi, imajinasi dan kreativitas. Mari kita ingat tentang diri sendiri pada saat berusia tersebut.

Ingatkan juga pada suami bahwa pada setiap manusia telah ada naluri untuk mempertahankan diri, menyelamatkan diri dan menghindari bahaya. Ini sifatnya naluriah. Jangankan anak kecil, bayi dalam perutpun telah memilikinya. Jadi janganlah terlalu cemat berlebihan. Tugas ayah bunda adalah membiarkan, mengamati dan mengawasi. Intervensi bisa dilakukan saat perilaku anak telah membahayakan, jiwa, harta dan kehormatannya.

Tentang kemandirian anak, pendidikan kemandirian baru akan terjadi di usia 7 tahun ke atas. Yang dibutuhkan oleh anak usia 0-7 tahun adalah kemanjaan. Anak yang cukup kenyang dengan kemanjaan pada waktunya, insya Allah akan mandiri dan percaya diri pada waktunya.

Jadi wajar jika anak ibu tiba-tiba kembali manja, setelah sebelumnya ia sempat mandiri. Ia sedang mengambil hak-haknya kembali. Saya agak terkejut bahwa anak usia 2-3 tahun telah mandiri. Karena anak yang mandiri terlalu dini biasanya akan berkembang menjadi anak yang miskin emosi, buruk empati, kurang percaya diri, dan mudah terkena penyakit. Beruntunglah sang anak segera menuntut haknya sebelum usia 7 tahun. Jika telat, justru lebih susah untuk menutupinya.

Mari kita sadari bahwa manusia jauh lebih unggul daripada hewan adalah karena manusia terlambat mandiri dibandingkan hewan. Hewan hanya butuh maksimal satu tahun untuk mandiri, sedangkan manusia butuh belasan tahun. Terlambatnya manusia mandiri menyebabkannya diasuh lebih lama, sehingga jauh lebih unggul ✅

👩🏻 *Host*

Afwan Ustadz msh ada 3 pertanyaan lagi, apakah masih bisa dilanjutkan?

👳🏽 *Ust. Aad*

Kayaknya dicukupkan dulu, karena ada kulwap lainnya.

👩🏻 *Host*

Baik Ustadz...

Terimakasih Ustadz telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmunya bersama kami disini.

Semoga Ustadz sehat selalu dan diberi umur serta ilmu yang berkah dan dibalas Allah dengan berlipat ganda.

Untuk sisa pertanyaan yg belum terjawab, jika ustadz berkesempatan menjawab, Insya Allah akan kami susulkan dalam resume 😊🙏🏻

Jazakallah khairan katsira Ustadz..

Terima kasih juga kami haturkan kepada Ayah Bunda yang telah menyimak dan tim Matrikulasi yang bertugas🙏🏻🙏🏻

👳🏽 *Ust. Aad*

Aamiin. Wa iyyaki

Wa alaikumus salam wr. wb.

👩🏻 *Host*

Kita tutup dengan ucapan hamdallah...

Alhamdulillahirabil'alamin...

Dan doa kafaratul majelis

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)

Kami yang bertugas mohon undur diri☺🙏🏻

Wassalamu'allaikum Wr. Wb..

#######-----------------##########