Sunday, April 30, 2017

PSYCHOLOGICAL TIME 2

PSYCHOLOGICAL TIME - 2
By: Cahyadi Takariawan

Mengapakah banyak manusia lebih memilih untuk hanya menengok kegelapan di masa lalu dan ketidakpastian di masa depan?

Padahal itu yang membuat hidup berumah tangga diwarnai kekekecewaan, kemarahan dan kepedihan. Karena kuasa pemikiran dan perasaan yang lebih sering membangun persahabatan dengan kesalahan dan kekurangan pasangan. Marah, kecewa, dendam, benci, emosi, itu yang selalu didapatkan.

Mereka yang datang ke ruang konseling dengan membawa sahabat-sahabat kegelapan ini, selalu didera stres dan depresi tingkat tinggi. Ingin membalas dendam dan ganti menyakiti pasangan.

Ditambah nasehat sesat para suporter yang ada di sekitar mereka : "Betapa bodoh dirimu mau dikhianati pasanganmu. Balas saja dengan mengkhianati berkali-kali". Nasehat itu semakin mengobarkan api kesumat dan permusuhan.

Akhirnya mereka gagal berdamai, gagal memaafkan diri sendiri, gagal memaafkan pasangan. Keinginan terbesarnya adalah membalas sakit hati. Benci dan dendam berkelindan, menguasai rongga jiwa.

Andai saja mereka bisa memanfaatkan psychological time dengan bijaksana. Jenguklah masa awal pernikahan terdahulu. Betapa bahagia dan mesra bersama pasangan tercinta.

Menengok masa-masa romantis, menemukan kembali momentum istimewa bersama pasangan tercinta. Hari-hari yang selalu indah ceria. Bahagia semuanya.

Tengok selalu sisi kebaikan dan kelebihan pasangan. Itu yang melegakan. Itu yang menenteramkan. Jangan mau berteman dengan kekesalan.

Andai saja mereka melompat ke masa depan hanya untuk menjumpai sahabat yang bernama penerimaan dan harapan. Selalu ada harapan kebaikan. Karena kesalahan yang membuat seseorang menjadi semakin salih, lebih bermakna dibanding kebaikan yang membuatnya semakin sombong dan angkuh.

Kemampuan memanfaatkan psychological time  dengan bijaksana seperti ini hanya terjadi dengan satu persyaratan : forgiveness.

Ya. Forgiveness!

Mereka selalu protes : mengapa saya harus memaafkan kesalahan pasangan? Dan saya selalu menjawab : mengapa anda tidak memaafkan kesalahan pasangan?

Pada kenyataannya, mereka yang menolak memaafkan pasangan, secara tidak sadar mereka tengah menghukum diri sendiri. Makin lama makin menyakitkan.

Mereka mengira sedang menghukum pasangan. Padahal tidak. Yang sesungguhnya terjadi adalah penghukuman terhadap diri sendiri.

Itu sebabnya mengapa makin lama 'masa penghukuman' itu terjadi, akan semakin terasa menyakitkan bagi mereka sendiri.

Saya melihat mereka yang gagal memaafkan pasangan ini gigih mengecat ruang jiwa mereka dengan warna hitam. Serba hitam. Gelap pekat. Tak ada cahaya.

Seperti rumah yang semua ruangannya dicat dengan warna hitam. Terasa gelap dan sesak.

Maka saya berikan cat putih dan kuas kepada mereka. "Pulang, dan cat ulang ruang jiwa anda dengan warna putih". Serba putih. Bersih.

Saat esok hari mereka datang lagi, saya tanyakan : Adakah kamu merasakan hal yang berbeda?

Ruang itu tetap sama luasnya. Tidak berubah oleh karena perubahan warna cat. Namun perasaan penghuni ruang itu yang berbeda. Merasa damai, lapang, dan lega.

Itulah kekuatan forgiveness.

🕰🕰⏱🕰🕰

Halim Perdanakusuma, 13 April 2017

PSYCHOLOGICAL TIME

PSYCHOLOGICAL TIME
By Cahyadi Takariawan

Kebahagiaan dan kepedihan, sangat terkait dengan bagaimana manusia  mensikapi psychological time yang dimilikinya.

Waktu dalam bentuk 'clock time' memang berjalan lurus ke depan tanpa pernah menoleh ke belakang. Pun tidak ada yang sanggup menghentikannya. Namun psychological time, ia bergerak leluasa maju dan mundur tergantung seberapa kuat pikiran berkuasa dalam kehidupan seseorang.

Orang yang memiliki terlalu banyak masalah dan musibah dalam hidupnya, cenderung memiliki pikiran yang melompat-lompat.

Ketika melompat ke masa lalu, ia bertemu sejumlah 'hantu' bernama kekecewaan, penyesalan, kenangan buruk tak terlupakan, marah yang tak berkesudahan, benci yang tidak terobati.

Di saat melompat ke masa depan, ia bertemu sahabat yang bernama visi, harapan, cita-cita, tujuan; namun juga masih menemukan sebentuk kekhawatiran, ketakutan, serta ketidakpastian.

Lompatan maju mundur itu bisa menyebabkan hidup di masa kini jadi lenyap, keceriaan hilang ditelan waktu. Tanpa sisa.

Dengan memahami konteks tersebut,  kita bisa mengerti mengapa banyak orang gagal memaafkan pasangan yang pernah melakukan kesalahan.

Ketidakmampuan untuk memaafkan, lebih banyak disebabkan oleh pemanfaatan psychological time secara tidak arif.

Manusia acap kali berkunjung ke masa lampau, hanya untuk melihat kesalahan atau keburukan yang pernah dilakukan pasangan. Hal ini membuat dirinya mengeliminasi jutaan kebaikan yang pernah dilakukan pasangan.

Tidak heran, banyak orang mendadak menjadi 'ahli sejarah'. Saat ditanyakan kesalahan apa yang pernah dilakukan pasangan, dengan mudah ia menyodorkan “daftar dosa” pasangan sejak awal menikah. Detail, lengkap dengan lampiran kronologis kejadian, waktu dan tempat. Seakan tidak ada yang terlupa.

Namun ketika diminta menyebutkan kebaikan pasangan, tiba-tiba dirinya mengidap amnesia, tidak mampu untuk mengingat dan menyebutkannya.

Karena terlalu sering menggunakan psychological time untuk melongok ke masa lalu memelototi kesalahan dan kekurangan pasangan, yang didapatkannya adalah kesedihan yang berlebihan. Semakin sering menengok masa lalu itu, semakin terasa sakit.

Celakanya, saat ia melompat ke masa depan, yang lebih sering dijumpai adalah ketidakpastian. Apa jaminannya bahwa ia tidak mengulang kesalahan yang sama?

Sekarang kita paham, mengapa banyak orang merasa letih dan lelah dalam menjalani hidup berumah tangga.

Banyak orang merasa terlalu letih untuk memaafkan pasangan. Karena psychological time berlompatan ke belakang dan ke depan, hanya untuk menjumpai sahabat-sahabat kegelapan.

Cahyadi Takariawan

⏱⏱🕰🕰⏱⏱
Bersambung.

Wednesday, April 12, 2017

SELAMAT MENIKMATI CINTA BARU ANDA by Ustzh Ida Nur Laila

Resume materi Seminar Pasutri

*SELAMAT MENIKMATI CINTA BARU ANDA*

📝 Pemateri : *Ustadz Cahyadi Takariawan dan Ustadzah Ida Nur Laila*

*Tahap kehidupan berumah tangga:*

1. *Romantic Love*
Terjadi di masa awal pernikahan. Segala sesuatu tampak Indah pada diri pasangan. Kekurangan pasangan bukan suatu masalah. Pada tahap ini terbentuk mawaddah (Cinta yg menggebu). Masa ini biasa terjadi 3-5 tahun awal pernikahan.

2. *Distress / disappointment*
▶Segala sesuatu dapat dipermasalahkan. Hal kecil bisa menjadi masalah besar.
▶Pihak yang paling mendapat ketidakpuasan dalam pernikahan adalah istri, karena dominan perasaan. Padahal disaat istri marah, sebenarnya istri sedang mengeksplorasi perasaannya, bukan benar2 serius terhadap perkataannya. Saat istri marah sebenarnya hal yang perlu dilakukan suami adalah memeluknya, memberi waktu istri menumpahkan perasaannya. Jika sudah selesai, bisa dibicarakan baik2 apa harapannya juga harapan suami.
Struktur laki2 berpikir: GLOBAL, menangani data dan fakta.
Struktur perempuan berpikir : DETIL, mengeksplorasi perasaan.

Contoh dalam hal belanja. Suami cenderung cepat memilih baju, memutuskan membeli, membayar. Istri keliling 1 toko, ke toko lain, sampai keliling 1 mall. Pada saat memilih baju di antar toko, sebetulnya istri sedang memgeksplorasi perasaannya, ini yang sering sulit dimengerti suami. Dalam hal ini di luar negri setahap lebih maju, banyak mall didekatnya ada coffee shop, untuk tempat suami menunggu istri belanja (husband day care ☕🍪).
Jika bisa melalui tahap distress, beranjak ke tahap 3

3. *Knowledge dan awareness*
Dapat lebih mengenali pasangan lebih detil. Saling belajar mengenali pasangan. Mencoba memahami apa adanya. Berusaha mengenali pasangan dengan baik. Belajar membentuk keluarga sakinah.

4. *Transformation*
Menerima pasangan dengan tanggung jawab. Dapat menerima secara realitas diri pasangan.

5. *Real love*
Mencintai pasangan dengan sebenarnya. Pada tahap ini terbentuk Rahmah ( cinta yg mendalam).

Perceraian sebagian besar terjadi pada usia pernikahan dibawah 5 tahun. Seringkali sebelum menikah masing2 pasangan punya harapan besar terhadap pernikahan yang diimpikan, pasangan yang ideal, dan yang didapat diluar dari harapannya.

Jika sebelum menikah pacaran, fase romantic love sudah dimulai, bisa jadi setelah menikah masa romantic love menjadi lebih sedikit karena mulai masuk ke fase distress. Setelah menikah perlama fase romantic love, percepat fase distress.

Contoh tanggapan istri melalui tahap berumah tangga:
Suami mendengkur saat tidur 😴💤.

Fase romantic love: dengkuranmu bagaikan alunan musik yang indah 🎧🎼 bagiku 😍

Fase distress : aku ga bisa tidur karena dengkuranmu, jangan mendengkur lagi 😡

Fase knowledge : coba pindah posisi tidur ke arah kanan,  siapa tau ga mendengkur. Coba pindah ke arah kiri, apa perlu beli alat anti dengkur ya 🤔

Fase transformation : oh memang sudah dari sananya suami mendengkur, ga bisa diapa2in lagi meski pake alat anti dengkur 😁

Fase real love: itulah dengkuran khas suamiku 😊.

*5 Langkah Menciptakan Kesejiwaan*

1. *Ciptakan Visi Bersama*
▶ Visi : pernyataan luhur atas cita2 yg ingin diwujudkan, hal besar yg ingin diraih dalam kehidupan keluarga. Internalisasikan visi keluarga dengan baik.
▶ Perhatikan "kualitas masalah" dalam kehidupan rumah tangga.
▶ Semakin tinggi visi, semakin rendah masalah.
▶ Kembali kepada visi. Jadikan visi keluarga sebagai penguat keharmonisan keluarga

2. *Selalu berusaha saling mengenal*
▶ Tiap waktu selalu ada yg baru pada diri anda dan pasangan
▶ Mendekatlah, jangan menjauh
▶ Selalu menyempatkan untuk mengobrol
▶ Ada masa dimana seseorang bisa tidak mengetahui perubahan pada pasangan saat tidak mempedulikan pasangan. Selingkuh tidak terjadi dengan tiba2, ada proses. Jika pasangan melakukan kesalahan, mungkin ada andil dari pasangannya. Gadget bisa menjadi pintu datangnya fitnah. Semakin mudah mengakses pasangan, semakin terbuka / jujur antara keduanya, tidak ada yg ditutupi.
▶ Temukan kelucuan bersama. Bukan hanya lucu bagi suami tapi juga lucu bagi istri.

3. *Menyesuaikan diri dengan harapan pasangan*
▶ Setelah menikah, anda tidak bisa lagi menjadi diri sendiri
▶ Karena anda harus menjadi seseorang seperti harapan pasangan
▶ Dialogkan apa harapan pasangan terhadap anda
▶ Dialogkan harapan anda terhadap pasangan.

Para suami sering sulit mengekspresikan harapan pada istrinya, bisa jadi karena setelah menikah suami berada pada comfort zone, sehingga rata2 para suami kehilangan kemampuan verbalnya. Jadi jika suami banyak diam maka bisa berarti suami sakinah bersama anda, bukan berarti tidak mencintai lagi.
▶ Sampaikan harapan dengan kalimat positif

4. *Terima pengaruh dari pasangan*
▶ Kesejiwaan tidak akan tercapai jika menolak menerima pengaruh dari pasangan
▶ Suami istri itu bersenyawa dan melebur, bukan saling asing Dan memisah
▶ Cari Titik temu yg bisa diterima untuk suami istri dari setiap perbedaan.

Jika menolak pengaruh pasangan, tidak akan pernah damai hidup anda, karena standar hidup sebelumnya beda, berasal dari  keluarga yang beda. Misal istri berasal dari keluarga yang serba terencana, shg punya perencanaan kapan punya rumah, mobil, haji, umroh. Sedang suami berasal dari keluarga yg mengalir seperti air yang mengalir, santai menikmati hidup jika ada rezeki, beli rumah, ada rezeki beli mobil, dll. Solusinya menikmati hidup tapi juga perlu perencanaan (istri menurunkan kadar perencanaan idealnya, suami belajar sedikit2 ttg perencanaan).

5. *Menjadi sahabat setia bagi pasangan*

Sesi tanya jawab:
▶ Perbedaan karakter suami istri sudah dari sononya (kromosom, hormone, struktur otak). Secara umum Allah memberikan perbedaan. Struktur otak laki2 tunggal, perempuan majemuk. Jadi kalo istri banyak tanya, bukan berarti bermaksud interogasi, hanya ingin memastikan semua baik2 saja, memastikan suaminya mencintainya.
▶ LDR adalah suatu keterpaksaan yg berbatas waktu, tidak bisa sebagai budaya hidup, karena menikah layaknya tinggal 1 rumah.
▶ Istri kerja keluar rumah bukan sebagai pencari nafkah, konsekuensi untuk memberikan nafkah adalah pada suami. Namun jika istri kerja harus dengan izin suami, tidak menyita waktu, jangan mengorbankan keluarga
▶ Seringkali harapan tidak dikomunikasikan. Misal harapan suami terhadap pakaian istri didalam rumah. Jika suami bosan melihat pakaian istri didalam rumah yang itu2 saja, sampaikan harapan dgn kalimat positif. Kompromikan harapan jika mau happy dengan pasangan.
▶ Perbuatan salah kepada pasangan tidak bisa membuat segala sesuatu seperti semula, meskipun sudah saling maaf, seperti lubang paku yg diambil pakunya, meski sudah ditambal seringkali terlihat beda. Jika ada masalah, segera perbaiki hubungan dengan pasangan. Fokus pada sisi ➕ pasangan anda.

Semoga Bermanfaat

(Didapat dari grup AR parenting islami yang salah satu narsumnya Ustadzah Ida Nur laila)

Monday, April 10, 2017

Belajar melalui Pemagangan by Agus Gusnul Yakin (Co Founder Sekolah Alam Bogor)

🌿💫🌿💫🌿💫🌿💫🌿
📖 *Resume DisWap Grup Kader Nasional HEbAT*🖊

Belajar melalui pemagangan

Rabu, 30 Maret 2017

*Narsum :* Bapak Agus Gusnul Yakin
*Admin:* Bunda Deasy
*Host:* Bunda Dini
*Moderator & Notulis:* Ayah Muji
___________________________
👨‍🎓Profile :
*Agus Gusnul Yakin*

Pria yang lahir di Ciamis, 7 Pebruari 1976 ini memiliki  bakat  ideation, maximizer, futuristic, developer, empathy, harmony, belief.

Ia merupakan co-founder Sekolah Alam Bogor. Saat ini aktif sebagai Direktur Sekolah Alam Bekasi, Coach di SMX Young Ecopreneur School, serta bergiat di Jaringan Sekolah Alam Nusantara.

Saat ini tinggal bersama istri dan dua anaknya di Taman Seruni I No. 3, Kampung Salam, Tanah Baru, Kota Bogor.

Dapat dihubungi via:
WA: 081282135107
Email: gusnul50@gmail.com
⛳🎯⛳🎯⛳🎯⛳🎯⛳🎯⛳
___________________________
*Materi :*

*Belajar Melalui Pemagangan*
_(Menempa Mental, Mengasah Bakat)_

*(Oleh: Agus Gusnul Yakin)*

Belajar melalui pemagangan sudah tidak diragukan lagi efektivitasnya. Dalam pemagangan, belajar pengetahuan dan keterampilan langsung dikaitkan dengan konteks dan aplikasi nyata, tidak sekedar teori.

Di dunia kerja, pemagangan biasa dilakukan kepada calon pegawai. Sementara di dunia pendidikan konvensional, pemagangan lazimnya diadakan di tingkat SMA dan Perguruan Tinggi. Di usia SD dan SMP masih sangat jarang, kecuali sekolah-sekolah alternatif dan homeschooling. Apa urgensinya magang di usia anak-anak?

Pembahasan pentingnya pemagangan di usia menjelang AqilBaligh barangkali sudah sering dibahas di komunitas ini. Kita tentu masih ingat kisah Rasulullah yang magang berdagang bersama pamannya sejak usia 11-12 tahun. Pun tradisi magang yang dilakukan para pemuda yang kemudian menjadi ulama dan tokoh-tokoh besar pada zaman keemasan Islam. Lalu, bagaimana mengadaptasikan kegiatan pemagangan untuk anak-anak menjelang AqilBaligh di usia 11 – 15 tahun?

Saya mencoba berbagi pengalaman seputar kegiatan pemagangan untuk anak-anak pra AqilBaligh berdasarkan eksperimen yang kami lakukan di Sekolah Alam Bogor.

Menurut saya, tujuan utama pemagangan untuk anak-anak usia pra AqilBaligh adalah menempa mental dan mengasah bakat. Saat pemagangan, mentalitas anak-anak ditempa, karena mereka harus beradaptasi dengan situasi di kehidupan nyata serta menghadapi tantangan baru yang mungkin tidak selalu nyaman bagi mereka. Di sisi lain, pemagangan juga memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mencoba mengalami beragam kegiatan baru, yang barangkali sebagiannya merupakan kegiatan-kegiatan yang kemudian mereka senangi dan menjadi potensi kekuatan mereka kelak.

Yang perlu diperhatikan dalam merancang kegiatan pemagangan bagi anak-anak usia pra AqilBaligh adalah pentahapan. Sederhananya, pemagangan sebaiknya dimulai kepada orang-orang di lingkung terdekat sebelum di lingkung yang lebih jauh. Berdasarkan tahapannya, saya membagi pemagangan menjadi beberapa level sebagai berikut:

*Magang Level 1: Lingkung Rumah*
Orang tua merupakan role model yang paling berpengaruh terhadap anak-anak. Karena itu penting bagi orang tua untuk menunjukan adab dan sikap profesionalitas yang baik dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan di rumah. Fokus magang kepada orang tua adalah membudayakan adab dan melatih keterampilan hidup dasar agar anak-anak bisa melayani dirinya sendiri. Ini penting agar nanti saat magang tahap lanjut, anak-anak tidak menyusahkan orang lain.

*Magang Level 2: Lingkung Tetangga/Kampung*
Pada tahap ini, anak-anak diajak untuk magang kepada tetangga dengan beragam profesinya. Fokus magang di level ini adalah melatih adab dalam berinteraksi dengan orang lain serta memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mencoba beragam kegiatan. Anak-anak juga perlu dimagangkan dalam (kepanitiaan) kegiatan-kegiatan di tingkat kampung. Durasi magang di level ini sebaiknya tidak terlalu lama, maksimal satu pekan per sesi magang, secara individual maupun kelompok.

*Magang Level 3: Lingkung Kota/Daerah*
Selain dilatih mengenal (potensi) diri, anak-anak juga perlu dilatih mengamati lingkungan. Karena setiap kota/daerah memiliki potensi dan keunikan masing-masing. Mengenal potensi kota dapat dilakukan melalui kegiatan magang bisnis/profesi tematik di lingkung kota. Magang di lingkung kota juga berguna untuk melatih keberanian, karena anak belajar bepergian dalam jarak yang lebih jauh secara mandiri. Kegiatan magang di level ini sebaiknya dilakukan secara berkelompok (1 tempat magang untuk beberapa anak) dengan durasi 1-2 pekan.

*Magang Level 4: Regional/Nasional*
Di level ini anak-anak diajak untuk magang di luar kota untuk melatih kemandirian mereka. Biarkan anak merasakan hidup dalam keterbatasan agar mereka juga mampu beradaptasi dalam keadaan yang tidak nyaman. Tujuan lainnya adalah untuk mengenalkan bidang-bidang bisnis atau mempelajari keterampilan-keterampilan spesifik. Magang dapat berlangsung secara berkelompok selama 2 pekan sampai 1 bulan dengan tinggal di lokasi magang.

*Magang Level 5: Bersama Maestro*
Saat anak sudah mengenali potensi dirinya dan sudah mempunyai pilihan bidang bisnis atau profesi yang akan ditekuninya, itulah saatnya dia belajar lebih dalam dengan magang bersama maestro. Dalam magang ini, idealnya anak terlibat dalam bisnis/kegiatan dan nempel dalam keseharian sang maestro. Magang bersama maestro sebaiknya dilakukan secara individual dalam jangka waktu yang lebih lama.

Agar magang efektif, orang tua/pendidik perlu mencarikan figur-figur yang tepat serta bersedia dimagangi oleh anak-anak. Tidak usah memaksakan diri dengan kriteria sosok maestro sempurna yang punya keahlian sekaligus keteladanan akhlak, karena jumlahnya pasti sangat sedikit. Yang penting mulailah menginventarisir dan mendekati orang-orang beragam profesi yang bersedia menemani anak-anak tumbuh. Percayalah, niat baik akan selalu menemukan jalannya.

___________________________
*Sesi Diskusi (Tanya - Jawab)*

1⃣ *Sofwa - Banten*

Mau tanya bgmn utk memotivasi anak agar mrk mau magang? Kadang diminta k rumah tetangga saja malu☺

*Jawab:*

Wlkmslm. Berapa usianya Bu? Pada dasarnya setiap anak pasti punya bakat hubungan sosial yg berbeda. Anak WOO tinggi pasti lebih mudah bergaul.

Untuk anak yg masih kecil orang tua perlu rajin mengajak anak berinteraksi dengan orang lain. Juga mempertemukan mereka dengan orang2 yang mempunyai kemampuan yg menarik.

Intinya bertahap saja, jika belum siap magang, jangan dipaksakan. Perbanyak interaksi aja dulu melalui kunjungan2 dsb.✅

*_Tanggapan_*

*Sofwa- Banten:*

Usia 16 dan 15 th. Sifat mrk kurleb sama dg sy dulu,klo blm kenal agak kaku n susah adaptasi jd rada ga nyaman.

*Jawab :*

Utk usia tsb anak sudah bisa diajak diskusi. Pahamkan manfaat magang buat mereka. Jika masih malu sendiri, ada baiknya magang secara berkelompok. Pastikan juga ada pembimbing magang dari kita, bisa ayah ibu sendiri atau meminta/merekrut kakak pembimbing.

Kadang ada juga anak yang tidak mau magang karena tdk mau keluar dari zona nyaman di rumah. Untuk kasus seperti ini harus agak'dipaksa' dicemplungin 😊✅

2⃣ *Bunda Ratna - Solo*

Assalamualaikum pak Agus

Anak saya kelas 2 SMP laki laki.  Suka dgn kegiatan Out Dor. 
Seperti Offroad Air Soft dan kebetulan pernah ikut diklat TIM SAR.

Ijin bertanya. 
Untuk magang yang seperti apa yg pas untuk kriteria anak seperti itu.

*Jawab:*

Wa'alaikumussalam. Pada tahap awal bisa dimagangkan pada instruktur outbound di event2 lokal. Tahal selanjutnya bisa dimagangkan kepada pengelola wisata petualangan.✅

*_Tanggapan_*

*Ratna- Solo :*

Bagaimana jika value magang belum selaras dgn yg kita pegang teguh.  Sedangkan vitroh keimanannya blm baik.

*Jawab :*

1. Memang perlu selektif dalam memilih maestro atau tempat magang. Kita harus rajin survey dan dialog dengan maestro tsb. Tidak usah ragu juga untuk memahamkan values kita.

2. Di sini pentingnya ada pembimbing magang yang kita percaya. Pembimbing/mentor tdk mesti full mendampingi, tapi ia intens memantau kegiatan dan perilaku anak di tempat magang. ✅

3⃣ *Ayah Hendri - Depok*

Sesuai yg ditulis ust Agus, magang dilakukan bertahap dr lingkup keluarga hingga maestro.

Apakah ada parameter/tolok ukur yg bisa dipakai utk menilai anak kita sudah pantas naik tahap demi tahap tsb?.
Terimakasih

*Jawab:*

Bisa dilihat dari kesiapan mental anak dan kemandiriannya. Indikatornya:
1. ada kemauan dan keberanian untuk mengambil tantangan baru
2. Kemampuan dia melayani diri sendiri, tidak merepotkan orang lain ✅

4⃣ *Tutut- Jogja*

Adakah batasan usia untuk setiap level magang. Atau disesuaikan pecapaian anak di level sebelumnya ?

*Jawab :*

Tidak ada batasan usia, disesuaikan dengan pencapaian level saja. Tapi pada umumnya, magang level 1 dan 2 bisa dilakukan anak usia SD5-6. Magang level 3-4 usia SMP. Magang level 4-5 usia SMA. 🙏🏻✅

5⃣ *Bunda Rita, kota Banjar*

Pak Agus, kami sudah membuat planing bab magang ini. Mulai dari tetangga lewat program susur desa. Banyak ternyata potensi untuk magang.
Tapi mereka masih aneh dengan kami.

Akhirnya rencana mau magang dulu ke sepupu mereka di luar kota, targetnya untuk evaluasi  adab, belum ke yg berkaitan dg  passion apalagi talents anak.
Sudah tepatkah keputusan kami?

*Jawab :*

5⃣1. Pada umumnya orang tidak mau dimagangi karena merasa tidak layak dan takut repot. Kalau merasa tidak layak, disampaikan saja bahwa anak kita hanya ingin ikut belajar kegiatan yg bisa beliau lakukan. Utk awal tdk usah durasi lama. Cukup 1-2 jam per hari.

2. Kalau anaknya mau, tdk masalah ke luar kota pun, apalagi di tempat saudara. Tapi harus buat kesepakatan dengan anak kita agar dia siap melayani diri sendiri. 🙏🏻✅

6⃣ *Bunda Gita - Depok*

1. Magang di lingkung tetangga atau kampung, harus yg dekat rumah ya? Jika tetangga di dekat rumah rata2 pekerja kantoran, bagaimana magangnya sementara yang bersangkutan pun hanya punya waktu di akhir pekan padahal sebaiknya magang dilakukan selama sepekan.

2. Memilih tempat magang tergantung dari minat dan bakat anak? Anak2 saya masih 3 dan 5 tahun, berarti saya baru bisa lihat minat dan bakatnya di usia sekolah ya?

*Jawab :*

1. Indikator lingkung tetangga/kampung adalah sejauh anak bisa mencapainya dengan jalan kaki atau naik sepeda. Jika di komplek kita kebanyakan pekerja kantoran, mungkin bisa ke kampung sebelah. Durasinya bisa sepekan, tapi cukup 1-2 jam per hari.

2. Usia 3 dan 5 tahun tidak usah dulu magang. Distimulasi aja fitrahnya, agar pada usia 10-11 tahun siap belajar magang. Pada usia SD kita stimulasi anak dengan benyak ragam kegiatan, sambil diamati senangnya di mana. Pengamatan kumpulan senangnya anak sangat berguna dalam menentukan opsi tempat magang. 🙏🏻✅

_*Tambahan dari Narsum*_

Ijin menambahkan, Berkaitan dengan passion/bakat, magang level awal tujuannya untuk tour the talents. Bagian dari upaya kita untuk menemukan kumpulan senangnya anak di aktivitas apa.

Tapi magang level maestro, menurut hemat saya sebaiknya anak sudah melewati self discovery, kenal potensi diri. 🙏🏻✅

7⃣ *Adit, Bandung*

Saya masih belum terbayang, bagaimana teknis pemagangan anak dengan Maestro itu? Mungkin bisa diberikan beberapa contoh nya.

*Jawab :*

Magang level Maestro di sekolah alam bogor kami lakukan paling cepat di usia SMP kelas 3, setelah self discovery terlewati.
Sebagai contoh, ada anak yang senang dengan kegiatan konservasi. Sekarang sedang saya fasilitasi untuk magang kepada maestro bambu indonesia. Harapannya anak tsb bisa nempel dalam keseharian maestro tsb. Termasuk ikut visit kebun, ketemu pangrajin, rapat dgn klien dsb. 🙏🏻✅

8⃣ *Vina - Serang*

Assalamualaikum pak agus... proses magang ini bisa disebut juga tour de talent, apakah saat melakukan tour de talent.. ada panduan mana dulu yang harus diprioritaskan untuk dikunjungi? Seberapa besar keterlibatan orang tua mengenai aktifitas magang ini. Kemudian apakah aktifitas magang ini bisa juga diterapkan bagi anak dengan adhd Syndrome?

*Jawab :*

Wa'alaikumussalam.
1. Dalam tour de talents tidak ada prioritas aktivitas mana dulu. Didorong aja  anak untuk mencoba berbagai kegiatan, mengunjungi berbagai event, ikut berbagai klub. Amati dan catat pada kegiatan apa anak nampak enjoy. Sebaliknya jangan paksa untuk lanjut jika dia tidka enjoy.
2. Peran ortu tentu sangat penting untuk memfasilitasi kesertaan anak pada berbagai kegiatan (yang sebagiannya mungkin berbiaya), juga pada proses pengamatan senangnya anak di mana.

3. Anak berkebutuhan khusus juga bisa magang, tapi perlu didampingi shadow. Jika kekuatannya sudah ditemukan, tidak usah berlama2 tour de talents, langsung fokuskan aja pada strengths dia. 🙏🏻✅

9⃣Rini Hendra- Makassar

Bgmn kita memilih tempat yang baik untuk magang anak2 kita. Hrs ada kriteria nya? Atau boleh sembarang saja?

*Jawab :*

1. Prioritaskan magang ke orang2 yang sudah kita kenal atau kita punya akses ke ownernya
2. Prioritaskan yang punya values yang sama
3. Ada keahlian/keterampilan khusus yang menarik dipelajari🙏🏻✅

🔟 *Bangun Kuntoro-Surabaya*:

☝saya Bangun kuntoro,  ayah dari 3 anak yang umurnya di atas 10 tahun semua. 

1. Apakah mondok itu juga bisa dikatakan sebagai magang kepada maestro seperti pada point 5?
2. Anak sulung saya,  sekarang di kudus dan sudah 3 tahun ikut klub bulutangkis disana.  Apakah magang kepada maestro itu bisa berganti ganti orang (pelatih/klub) dan apa ada efeknya jika bertahan terlalu lama di satu maestro?

*Jawab :*

1. Mondok jika ada interaksi langsung dengan kyai bisa disebut magang kepada maestro, apalagi jika passionnya di bidang agama. Tapi kalau semacam boarding school atau pesantren yang massal, menurut saya belum bisa disebut magang kepada maestro 🙏🏻

2. Magang bisa berganti-ganti maestro. Seperti ulama2 terdahulu biasa magang ke banyak ulama lainnya. Manfaatnya semakin memperluas keilmuan, mempertajam keahlian dan semakin arif dengan perbedaan 😊✅🙏🏻

1⃣1⃣ *Lis Mataram*

Apakah aktifitas berkemah dan clubing termasuk magang?
Apakah tahap2 yg magang tersebut harus berurutan?  Apa saja hal yg umumnya menghambat anak untuk melalui tahap demi tahap pada proses magang?

*Jawab :*

1. Kemah dan club tidak termasuk magang. Disebut magang jika ada satu figur yang jadi role model. Dan yang dipelajari tidak hanya keterampilan/keahlian, tapi juga nilai2.
2. Sebaiknya berurut sesuai kesiapan anak.
3. Yang menghambat biasanya kesiapan mental anak. Anak2 skrg, terutama di perkotaan, cenderung tdk mau keluar dari zona nyaman berbasis gadget 😊✅

1⃣2⃣ *Rima - Banyumas*

Pak anak saya seorang seniman. Dia menyukai doodle art. Tp sy blm menemukan maestro yg tepat utk ini. Karena terus terang saya juga masih blank ttg seni yang satu ini.
Disisi lain dia juga sangat menyukai kegiatan2 outdoor.
Bolehkah sy carikan tpt magang bukan hanya karena alasan bakat saja, tapi utk sekedar menguatkan mentalnya saja? Atau sekedar tour the talents sja?

*Jawab :*

Kalau untuk menguatkan mental, selain magang juga bisa dicobakan mengikuti camping, ekspedisi, live in atau kegiatan lain.

Kalau memang senang kegiatan outdoor, magangnya bisa kepada maestro kegiatan outdoor. Sepengalaman saya, maestro outdoor lebih terbuka untuk dimagangi. 🙏🏻✅

_*Tanggapan*_

*Rima :*

1. Pak bagaimana jika ternyata kita tidak berhasil menemukan maestro yg cocok misalnya dgn bakat seni nya tadi?

Untuk yang outdoor insyaallah sedang saya carikan maestronya.

2.Jika kita tdk menemukan maestro yg tepat akankah bisa berpengaruh pd pengembangan bakatnya kelak?

*Jawab :*

1. Temukan dulu ekosistemnya ada di mana, baru cari dan pilih maestronya. Ekosistem kreatif tumbuh subur antara lain di Bandung, Jogja, Bali. Usahakan jalan2 dan eksplorasi kota2 tsb sambil menjalin silaturahim dengan maestro yang ditemui.

2. Jangan khawatir, mencari dan menemukan maestro merupakan proses yang panjang. Jika merujuk pada AI (Apreciative Inquiry), siklusnya adalah Discover-Dream-Design-Delivery. Jika pada tahap self discovery kita belum menemukan maestro tidak usah khawatir. Masih ada tahap belajar selanjutnya.

*Rima :*

Apa pak tahap belajar selanjutnya yg dimaksud?

*Jawab :*

Kalau di sekolah kami, anak tahap self discovery & dream targetnya di usia SMP. Di usia SMA anak masuk fase mendesain karir dan memulai jam 0 nya. Bisa jadi ketemu maestro saat di di usia SMA atau setelah itu. Insya Allah kalau anak kita sudah punya peta jalan hidup yg sesuai strengths-nya, dia aka menemukan maestronya. 🙏🏻✅
____________________________
*Penutup*

Kunci keberhasilan program magang dimulai dengan menginventarisir sebanyak mungkin maestro dan tempat magang. Agar lebih mudah, Ayah Bunda bisa bisa dipikirkan magang tematik. Misal:
1. Agrifarm
2. Food & Culinary
3. Artisan Product
4. Ecotourism
5. IT & Media
6. Art
7. Sport & Adventure
8. Dll

Perbanyak silaturahim, kunjungan event, jalan-jalan. Catat setiap orang yang punya keahlian menarik. Bangun komunikasi.

Insya Allah ayah bunda punya banyak alternatif maestro dan tempat magang.

Semoga bermanfaat 🙏🏻🙏🏻✅

======S E L E S A I====

Monday, April 3, 2017

Agar Anak Berbakti by Jayaning Hartami


Dalam suatu majelis, Rasulullah Saw. mengingatkan para  sahabatnya,

“Hormatilah anak-anakmu dan didiklah mereka. Allah Swt. memberi rahmat kepada seseorang yang membantu anaknya sehingga sang anak dapat berbakti kepadanya.” Salah seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana cara membantu anakku sehingga ia dapat berbakti kepadaku?”

Nabi menjawab, “Menerima usahanya walaupun kecil, memaafkan kekeliruannya, tidak membebaninya dengan beban yang berat, dan tidak pula memakinya dengan makian yang melukai hatinya.”
(H.R. Abu Daud)

Bakti anak. Entah kenapa, lidahku selalu kelu membicarakannya. Ada banyak sekali tulisan dan kajian yang membahas penting dan wajibnya seorang anak untuk berbakti pada orang tuanya. Tetapi pernahkah berhenti sebentar untuk bertanya, 'Bagaimana membuat anak ringan hatinya untuk berbakti pada Ayah Ibunya?'

1. "...Dengan menerima usahanya walaupun kecil.."

Bagian ini menampar nampar kita yang terbiasa memberi atensi "sekedarnya", ketika anak memanggil manggil antusias saat berusaha menunjukkan hasil karyanya. Atau tentang perkataan kita yang merendahkan kemampuannya, "Ah kamu Kak, begitu aja masa gak bisa?"

Lalu membuat jiwanya mendadak kerdil, merasa tak pernah cukup berharga di mata orang tuanya. Atau tentang hari hari dimana perhatian kita terpecah, sok serius mendengarkan cerita anak tapi hp tak pernah lepas dari tangan..

2. "..Memaafkan kekeliruannya.."

Redaksi ini mencubit kita yang sulit sekali sabar menanti progress kemampuan anak anak kita. Anak anak yang sedang belajar makan mandiri, lalu tak sengaja menumpahkan kuah sayur saat ia berinisiatif mengambil lauknya sendiri. Kita fokus pada tumpahannya. Kita hardik mereka dengan kalimat yang menjatuhkan. Kita lupa, bahwa ada niat baik dan inisiatif anak yang mengawali itu semua..

Juga tentang anak yang berusaha mencoba lakukan beberapa hal, tetapi lalu ia gagal. Lalu kita sibuk mengevaluasinya, memberi kritik sana sini tanpa henti. Kita fokus pada hasil yang ia dapatkan, luput mengapresiasi gigihnya usaha yang sudah ia lakukan.

3. "..Tidak membebaninya dengan beban yang berat.."

Adalah tentang kita -orang tua- yang seringkali salah menakar kemampuan anak.

Mungkin ini tentang anak anak di rumah kita. Tentang balita yang baru saja menjadi Kakak, yang lalu kita harapkan ia otomatis mampu tampil dewasa, tak cari perhatian, dan bisa diminta bantu mengurusi adiknya. Padahal balita kita sama seperti adik bayinya, masih butuh atensi penuh ayah ibunya. Dia belum mengerti peran kakak, apalagi kewajiban yang menyertainya. Kewajiban?Ah.. bukankah berapapun jumlah anak yang kita tambah, sejatinya semua itu adalah tanggung jawab kita, dan bukan kakak kakaknya?

4. "..Tidak pula memakinya dengan makian yang melukai hatinya.."

Adakah ini tentang kita?

Yang ketika kita kurang meluangkan waktu, anak pun mencari perhatian lewat beberapa perilaku. Lalu kita kesal, memberinya beberapa sebutan yang mengecilkan dirinya, mengerdilkan jiwanya, melukai hati kecilnya. Juga tentang kita yang enggan bertabayun dengan anak sendiri. Terlalu tinggi hati untuk sekedar mencari klarifikasi kenapa anak melakukan itu dan ini. Lalu terburu memberi justifikasi, bahwa yang anak lakukan adalah salah.. salah.. dan salah..

"Allah merahmati ia yang membantu anaknya agar dapat berbakti kepadanya..," begitu Rasulullah berkata. Karena bakti ini urusan hati. Perkara kedekatan emosi. Ini tentang intimasi. Sebesar apapun kekayaan anak kita nanti. Setinggi apapun karirnya. Kalau hatinya gak bertaut dengan hati kita, sulit diharapkan baktinya muncul secara sukarela..

Tetapi anak anak yang disayangi dengan tulus tanpa pamrih. Akan memiliki energi yang sama untuk berbakti kepada orang tua mereka. Bakti yang tanpa perlu disuruh. Tanpa butuh diminta. Sebab hati mereka sudah dipenuhi dengan cinta pada Ayah Ibunya..

Bakti anak bukan sesuatu yang terberi. Tapi dibeli. Dengan kesungguhan mendidik, dengan memberi yang terbaik, dengan cinta tak bersyarat, dengan mengasihi tulus tanpa putus. Anak yang lekat hatinya dengan Ayah Ibunya, akan selalu hadir hingga masa tua kita tiba. Dan mereka akan perlakukan kita, persis…sebagaimana kita perlakukan mereka di masa kecilnya..

Sumber: Penulis: Jayaning Hartami