Friday, November 24, 2017

Filosofi Dasar Montessori by Nafila Rachmawati

Filosofi Dasar Montessori
By : Nafila Rahmawati

Mengulang materi minggu lalu, kita pemanasan lagi dengan jenis Sensitive Period:

a. Sensitivity to Order (0-3th) 
Peka terhadap keteraturan adalah sifat alami anak yang perlu kita tajamkan. Sejak lahir anak kita biasakan pada jadwal harian, seperti menyusu dan makan. Kebutuhan anak atas pola/kebiasaan dan situasi yang familiar adalah jembatan bagi anak untuk mengorganisasi dirinya 

b. Sensitivity to Refinement of The Senses
Peka terhadap pengasahan ketajaman indera diwujudkan lewat masa eksplorasi menggunakan inderawi anak. Rasa ingin tahu mereka besar sehingga butuh disalurkan lewat kegiatan sensory play. Pendekatan multi sensori dari Montessori mencakup tahap sensori motor - pre operational - formal operational 

c. Sensitivity to Small Objects (1-2th) 
Anak menaruh perhatian terhadap benda-benda kecil, hal ini memperluas kemampuannya untuk observasi dengan teliti. Jika tidak berkembang, maka anak cenderung akan sulit berkonsentrasi 

d. Sensitivity to Movement (1.5 - 4th) 
Pada masa ini anak mempunyai keinginan untuk bebas dan tidak tergantung pada orang dewasa. Ada impuls yang tidak bisa dilawan dalam upaya untuk bergerak, berjalan untuk menyadari realita ruang. Jika terlalu banyak resistensi pada masa ini karena rasa khawatir orang tua yang terlalu besar, akan berimbas pada kurangnya rasa percaya diri pada anak

e. Sensitivity to Language (3 bln - 6th) 
Pada fase ini anak mudah sekali meniru kata yang diucapkan pengasuh dan sekitarnya. Jika periode ini tidak berkembang maka anak menjadi kurang sensitif pada suara dan kurang percaya diri

f. Sensitivity to Social Interest
Ada saatnya anak menikmati menjadi bagian dari suatu kelompok, mereka senang terlibat dan berinteraksi bersama. Jika fase ini tidak berkembang, ada kemungkinan anak menjadi pribadi yang memendam rasa kesepian, suka mencari perhatian hingga anti sosial

🌷🌷🌷🌷🌷

Melanjutkan filosofi dasar Montessori

Laws of Natural Development
(Hukum Perkembangan Alami pada Anak) 

a. The Law of Work 
Bagi anak bermain adalah bekerja sehingga secara alami mereka akan mengerahkan seluruh kemampuannya ketika bermain.

Anak menyukai proses dalam bekerja sehingga jika mereka sudah tune-in dengan aktivitasnya, maka mereka akan masuk ke periode Normalized, yaitu fase dimana anak menunjukkan kesenangan dan ketenangan setelah mereka memilih aktivitas yang diinginkan

b. The Law of Independence
Anak akan merasa dihargai ketika mereka diberi ruang untuk melakukan aktivitas seperti yang kita kerjakan. Orang dewasa tidak perlu tergoda untuk membantu atau membetulkan anak ketika mereka sedang berupaya dan sepatutnya mereka bisa meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama.

Kita hanya perlu memberikan contoh dan bimbingan serta memfasilitasi anak untuk mengembangkan disiplin diri

c. The Power of Attention
Ketika anak menemukan ketertarikan pada suatu aktivitas dan orang tua berhasil memfasilitasi sensitive period-nya, maka anak akan menghadirkan kemampuan konsentrasi tertinggi tanpa perlu kita suruh

d. The Development of Will
Anak membutuhkan kebebasan terarah untuk mengembangkan keinginannya

e. The Development of Intelligence
Dalam mengembangkan kecerdasan anak, ada dua ciri yang harus diperhatikan yaitu: respon anak yang cepat terhadap stimulus dan keteraturan anak dalam memberikan respon

f. The Development of Imagination and Creativity
Untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak, dibutuhkan lingkungan yang mendukung dalam aspek: realitas, estetika, harmonis dan kebebasan

g. The Development of Emotional and Spiritual Life
Di dalam kegiatan Montessori, ada konsep dasar yang dibangun seputar interaksi sosial, rasa tanggung jawab dan moral

🌷🌷🌷🌷🌷

Melanjutkan filosofi dasar Montessori

Prepared Environment

Lingkungan yang dipersiapkan adalah lingkungan tempat anak beraktivitas sehari-hari untuk membangun kemandirian anak dan ekplorasi secara maksimal

Ruang fisik Montessori memiliki unsur berikut:

- peralatan yang menyesuaikan ukuran anak
- terdiri dari benda nyata dalam kehidupan sehari-hari
- memberi akses langsung pada anak
- menyediakan stimulasi sensori
- menggunakan alas kerja
- menggunakan tray/kotak untuk presentasi

Sementara material Montessori, disarankan mengandung elemen berikut:
- konkrit
- terbuat dari bahan natural 
- mengeksplorasi satu konsep dalam satu waktu
- materi sebisa mungkin bersifat self correcting sehingga anak bisa menemukan kesalahannya sendiri (control of error)

🌷🌷🌷🌷🌷

Melanjutkan filosofi dasar Montessori

The Directress

Istilah "guru" dalam pembelajaran konvensional dikonversi menjadi "directress" di dalam Montessori dikarenakan sifatnya yang mengarah ke tugas membimbing dan mengarahkan pembelajaran anak

Anak-anak di rumah atau murid di sekolah Montessori bebas memilih aktivitas yang mereka inginkan. Directress bertugas mengamati progress dan kekurangan anak, serta menyediakan mereka variasi aktivitas sepanjang hari

Guru Konvensional:

- menjadi pusat pengajaran dalam kelas

- memberikan pelajaran dari abstrak lebih dulu

- memberikan pembelajaran yang sama bagi semua anak di dalam kelas

Directress Montessori

- menjadikan anak sebagai pusat pembelajaran 

- memberikan pelajaran dari konkrit lebih dulu

- memfasilitasi pembelajaran yang berbeda bagi tiap anak (individual learning) 

🌷🌷🌷🌷🌷

Melanjutkan filosofi dasar Montessori

Learning Areas

Terdapat lima area pembelajaran dalam Montessori yang bisa dilakukan secara bertahap:

1. Exercise of Practical Life

Semua kegiatan dimana anak berlatih mempraktikkan kegiatan hidup sehari-hari masuk dalam kategori EPL (termasuk kegiatan sederhana seperti menuang air, menjimpit, meronce, membersihkan rumah hingga merawat diri).

Tujuan dari EPL adalah meluweskan motorik halus dan koordinasi anggota badan dari anak, membiasakan mereka menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengurus diri sendiri untuk menumbuhkan rasa percaya diri sehingga dalam EPL yang dibutuhkan adalah konsistensi dan menjaga rutinitas

2. Sensorial

Kegiatan sensorial mengedepankan pada eksplorasi kelima inderawi anak. Orang tua menyediakan segala variasi bahan yang bisa dieksplor dengan aman oleh anak lewat indera mereka sehingga terjadi pengayaan pengalaman dan bahkan hukum sebab akibat yang terekam oleh anak. Ketika anak meraba, melihat, merasakan, mendengarkan dan mencicipi, ia membuat kategori di otak untuk setiap persepsi sensorik baru

3. Language

Pada area ini anak diperkenalkan pada stimulasi yang mendorong mereka untuk memperkaya kosakata dan keterampilan berbicara

4. Mathematics

Di area matematika, anak akan ditemani dengan apparatus yang memudahkan mereka memvisualisasikan konsep matematika sebagai sesuatu yang konkrit sebelum masuk ke sisi abstrak matematika

5. Science and Cultural

Pada area ini anak akan dikenalkan dengan heterogenitas kehidupan. Tujuan mulianya adalah untuk menanamkan pemahaman pada anak bahwa mereka adalah bagian dari alam semesta sehingga anak terstimulasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah

🌷🌷🌷🌷🌷

Melanjutkan filosofi dasar Montessori

The Three Period Lessons (3 PL) 

Metode ini digunakan dalam pembelajaran ala Montessori untuk memfokuskan anak pada materi ketimbang panjangnya petunjuk aktivitas. Berikut tahapan 3PL

Periode 1:

Memperkenalkan / Memberi Nama

- Sajikan sebuah item pada alas kerja

- Katakan (misal), "Ini segitiga. Bisa sebutkan segitiga?"

- Minta anak menyebutkan kembali nama benda yang kita sebutkan

- Lakukan isolasi setelah memperkenalkan nama yang telah disebut

- Minimal dilakukan pada dua material, maksimal tiga material

Periode 2: 

Asosiasi / Mengenali

- Sajikan kembali semua material

- Item yang terakhir disajikan di period 1 digilir menjadi item yang pertama disajikan di periode 2 

- Tanyakan (misal), "Bisa tunjukkan segitiga?", "Bisa ambil dan taruh ke tangan Bunda mana segitiga?"

- Jika anak belum bisa menunjuk dengan benar maka perlu kembali ke periode 1

Periode 3:

Recall / Mengenali Kembali

- Sajikan satu item, isolasi item yang lain

- Item yang terakhir disajikan di period 2 digilir menjadi item yang pertam

Nafila Rahmawati:
a disajikan di periode 3

- Tanyakan, "ini apa?"

- Jika anak salah maka perlu kembali ke periode 2 (non critical learning) 

Penjelasan lebih lanjut untuk area pembelajaran Montessori akan dibahas pada pekan depan yaa. 

Disusun Oleh

Nafila Rahmawati | 2017

FB: Nafila Rahmawati

IG: @nafilandscape, @khayli_montesstory

Sumber Bacaan:

1. Modul Workshop Montessori At Home, Rumah Aruna

2. The Absorbent Mind, Maria Montessori

3. Metode Pengajaran Montessori Tingkat Dasar, David Gettman

No comments:

Post a Comment