Friday, June 8, 2018

Berumah Tangga Itu Ada Ilmunya

Alhamdulillah,  sebuah kesempatan besar bisa mengikuti diskusi online via telegram bersama Pak Indra dan Bunda Nunik Noveldi.

Saya jadi ingat lagi, jauh sebelum ini,  seorang kakak merekomendasikan buku ini untuk saya baca (sebut saja namanya A Makki hehe) . 

Saya selalu percaya pernikahan/rumah tangga itu punya banyak aspek yang harus diperhatikan. Bagi saya poin pertama adalah niat lurus ibadah karena Allah,  dan yang kedua perkara interaksi manusia.

Sampai detik ini dipernikahan saya yang masih seumur jagung (jagung tua ya,  3 tahun hihi) saya tetap percaya itu,  namun dilanda sebuah kebingungan.  Ya, kebingungan karena ada gap antara teori dengan fakta lapangan. Saya juga masih belum bisa menempatkan diri, bagian mana yang seharusnya saya lakukan dengan niat karena Allah saja,  atau yang perlu melibatkan unsur manusianya.

Kembali pada topik. Saya merekomendasikan buku Menikah Untuk Bahagia yang ditulis oleh Pak indra dan bu Nunik,  karena isinya sangat real.

A makki pernah bilang,  "kadang orang itu belum bisa langsung menyelesaikan masalah hanya dengan dibilang 'solusinya tahajud'."

Banyak orang perlu solusi konkrit dunia agar ia bisa mengantisipasi kejadian kejadian berikutnya,  dan tetap melakukan shalat tahajudnya dengan kemantapan ikhtiar juga.

Menurut saya,  ini bagian dari ikhtiar. 

Sebelumnya sempat saya posting juga mengenai kesan saya terhadap bagian prolog buku ini, mengesankan.  (saya tulis di blog hajahsofya.com yang saat ini belum bisa diakses sementara)

Berumah tangga itu ada ilmunya,  sungguh.  Tidak sekedar doktrin doktrin saja,  karena kita berinteraksi dengan makhluk unik manusia,  dan kita perlu menjalaninya dengan sepenuh jiwa.

Kalau dulu sebelum nikah sering baca buku pranikah,  maka setelah nikah atau tepatnya saat punya anak biasanya kita jarang upgrade lagi ilmunya. Padahal kondisi mungkin sudah jauh berbeda, dan diperlukan isi ulang dan penguatan-penguatan.

Buku menikah untuk bahagia bukan mengajak orang untuk menikah dan mereguk kebahagiaan, melainkan menunjukkan bahwa tujuan surga yang ingin dicapai bersama itu ada formulasinya. Formulasi yang membuat perjalanan jadi menyenangkan, dengan tetap bertujuan surga.

Jangan sampai hanya sekedar berucap ingin masuk surga sekeluarga,  tapi enggan mempelajari ilmu nya, enggan menyenangkan hati pasangan hidupnya.

Harus baca sendiri bukunya,  dan selamat merenung :)

Untuk keluarga perindu surga dunia dan akhirat
Sabtu,  9 Juni 2018
02.19

No comments:

Post a Comment